Sampai 64 Tenaga Medis Diistirahatkan RSUD AWS lantaran Kontak Pasien Reaktif Covid-19
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda harus kehilangan 64 tenaga medisnya untuk sementara waktu. Dipicu pasien yang tak jujur akan riwayatnya.
Samarinda, intuisi.co – Bukan main tenaga medis yang mesti diistirahatkan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Jika sebelumnya mengemuka jumlah di kisaran 50 petugas, yang benar-benar diistirahatkan ternyata sampai 64 tenaga medis.
Sebagaimana diketahui, musabab dari kebijakan tersebut lantaran penanganan mengoperasi pasien yang ternyata berstatus orang tanpa gejala (OTG). Lebih-lebih dari hasil rapid test pasien tersebut juga reaktif virus corona atau covid-19.
“Saat ini mereka sedang jalani isolasi mandiri di rumah,” ujar Pelaksana tugas Direktur Utama RSUD Abdul Wahab Sjahranie dr David Masjhoer dalam keterangan pers yang diterima intuisi.co, Kamis, 30 April 2020.
David menyebut, sebelumnya diberitakan lebih 50 petugas medis menjalani isolasi mandiri. Namun setelah dihitung ulang, ternyata ada 64 orang. Puluhan petugas medis tersebut punya riwayat kontak dengan pasien yang rapid test reaktif covid-19. Statusnya pasien tersebut kini pasien dalam pengawasan (PDP) dan sedang menjalani isolasi sambil menunggu hasil swab.
“Petugas ini kami istirahatkan di rumah untuk mencegah penularan di rumah sakit,” imbuhnya.
Selanjutnya, kata dia, para petugas medis ini akan jalani rapid test antara hari ketujuh atau kesepuluh pada masa karantina. Bila hasil tes tak reaktif covid-19, petugas bisa bekerja kembali. Namun bila reaktif, sampel swab diambil dan petugas kembali diisolasi.
Berharap Kejujuran Pasien
Mencegah hal begini terulang, terutama demi menahan penularan di dalam rumah sakit, pihaknya kini bakal menyaring ketat pasien sebelum ditangani. “Terutama pasien yang akan dioperasi atau dibius. Sebab dalam kondisi itu risiko penularan petugas medis sangat besar,” tegasnya.
RSUD AWS ogah kembali kecolongan. Situasi begini memang sempat terjadi sebelumnya. Jangan sampai terus berulang. Karenanya, dia meminta kejujuran pasien kepada petugas medis sesaat sebelum ditangani.
“Kepada masyarakat, kami mohon saat berinteraksi dengan petugas kesehatan selalu menyampaikan dengan benar (jujur) mengenai riwayat perjalanan atau penyakit, agar penularan di dalam rumah sakit bisa dicegah,” pungkasnya. (*)