Sensasi Autentik Kopi Luwak Kukar dari Hati Kalimantan
Wisata Kampung Kopi Luwak di Kaltim tak hanya sekadar destinasi pecinta kopi, tetapi juga dipadukan keindahan alam
Tenggarong, intuisi.co- Terletak di Jalan Poros Samarinda-Bontang Kilometer 60, Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Wisata Kopi Luwak Kukar menawarkan lebih dari sekadar secangkir kopi. Dengan hamparan perkebunan kopi seluas 60 hektare, pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pertumbuhan dan pengolahan kopi luwak, mulai dari biji hingga menjadi minuman yang siap dinikmati.
“Jadi pas kita dalam perjalanan, kita melihat ada Wisata Kampung Kopi Luwak jadi kita penasaran untuk mencoba. Pas masuk ternyata dari vibes nya terasa banget kampung kopi luwaknya, nah pas coba kopinya ternyata memang beda,” kata Nikita, salah satu pengunjung, pada Kamis, 6 Juni 2024.
Kampung Kopi Luwak ini tidak hanya menarik minat wisatawan lokal dari Balikpapan hingga Bontang, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan kopi luwak di Kalimantan Timur. Sejak tahun 2000, petani di sini telah mengembangkan perkebunan kopi dan membiakkan musang luwak, yang menghasilkan biji kopi luwak berkualitas hingga 1 ton per tahun.
Kepala Desa Prangat Baru, Fitriati, mengingat masa ketika kopi luwak hanya dianggap sebagai kotoran. “Dari tahun 1997, waktu itu awalnya kopi luwak itu ya kotoran, petani tidak ambil karena kesannya kotoran,” ujarnya.
Namun, seorang ahli kopi dari Jakarta mengubah pandangan tersebut pada tahun 2000-an, menjelaskan bahwa biji kopi putih dari kotoran luwak memiliki potensi besar untuk diolah menjadi minuman kopi yang nikmat dan berkhasiat. Sejak MUI menyatakan kopi luwak halal, petani mulai mengumpulkan dan mengolah biji kopi ini.
“Awalnya petani masih ragu, apakah halal atau tidak karena kan berasal dari kotoran luwak, tetapi setelah MUI menyatakan halal, barulah kita mulai mengembangkan biji kopi luwak hingga saat ini,” terang Fitriati.
Kopi Luwak Termahal di Dunia
Kampung Kopi Luwak kini tidak hanya menawarkan kopi berkualitas, tetapi juga pengalaman berwisata yang unik, di mana pengunjung dapat menikmati kesejukan perkebunan kopi dan memilih biji kopi luwak mereka sendiri. Ini adalah tempat yang sempurna untuk beristirahat dan bersantai, menikmati suasana alam yang sejuk sambil mencicipi salah satu kopi termahal dan terlezat di dunia.
“Jika Anda berada di Kalimantan Timur, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Kampung Kopi Luwak, tempat di mana kopi tidak hanya diminum, tetapi juga dirasakan dan dihargai sebagai bagian dari warisan budaya dan alam,” terangnya.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Produksi Disbun Kukar, Subagio, menjelaskan bahwa pengembangan yang dilakukan oleh Disbun Kukar saat ini, terfokus di 3 desa. Yakni Desa Jonggon Jaya, Desa Perangkat Baru dan Desa Cipari Makmur. Pengembangan komoditas kopi ini, dilakukan Disbun Kukar sejak tahun lalu. Meski tidak banyak dilakukan, akan tetapi Subagio mengatakan pengembangan ini akan terus dilakukan secara perlahan.
“Kita kembangkan kopi robusta di Jonggon Jaya, Kecamatan Loa Kulu dan kopi luwak yang liberika di kampung kopi luwak di Desa Perangat Baru, Kecamatan Marangkayu. Juga ada Kopi Hitam Muara Kaman (Kohiman) itu di Cipari Makmur, Kecamatan Muara Kaman,” ungkap Subagio.
Dalam proses pengembangan perkebunan kopi ini, Disbun Kukar memberikan bantuan berupa bibit kopi. Selain itu, juga memberikan bantuan untuk pemeliharaan berupa pupuk dan herbisida. “Termasuk juga bila memang dimungkinkan, kita bantu juga upah pekerja. Termasuk juga dalam rangka pengendalian inflasi,” tambahnya.
Dalam penyusunan perencanaan pengembangan kopi di Kukar ini, Subagio mengatakan bahwa saat ini pihaknya coba menggandeng akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda. Selain itu, pihaknya juga terus mendorong pengembangan perkebunan kopi, yang terintegrasi dengan pengolahannya.
Dengan memberikan bantuan berupa rumah produksi dan lantai jemur. Bahkan Subagio mengatakan, rumah produksi kopi yang dibantu oleh Disbun Kukar tersebut dilengkapi dengan 3 mesin sekaligus. Masing-masing alat pemecah buah kopi kering, alat sangrai dan alat pembukaannya.
“Alhamdulilah hasilnya juga lumayan bagus, produknya ada kopi madu. Kopi dengan perlakuan khusus sehingga ada rasa manisnya seperti madu dan kopi luwak yang merupakan produk andalan dari Desa Perangkat Baru,” pungkasnya. (*)