Samarinda, intuisi.co – Tempat pembuangan akhir (TPA) di Kecamatan Sambutan sudah bertahun-tahun difungsikan. Namun hingga 2020 ini, tak jua berfungsi penuh. Aktivitas pembuangan pun tetap menumpuk di TPA Bukit Pinang.
“Harapan kami tahun depan pengoperasian TPA Sambutan ini bisa betul-betul maksimal 100 persen. Karena kalau misi ini berjalan, perlahan sampah warga Samarinda tak lagi dibuang ke TPA Bukit Pinang,” sebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLG) Samarinda, Nurrahmani, dikonfirmasi Jumat sore 17 Desember 2020.
TPA Sambutan merupakan satu dari dua TPA di Samarinda. Namun hingga saat ini belum berfungsi penuh karena berbagai persoalan. Beban pun kian berat ditampung TPA Bukit Pinang. Sementara produksi sampah di Samarinda tidaklah sedikit. Catatan DLH Samarinda pada 2019, saban hari ibu kota Kaltim ini menghasilkan 601 ton atau setara 601 ribu kilogram sampah. Sebanyak 19 persen merupakan sampah plastik atau anorganik.
Yang akhirnya tersalur ke TPA Sambutan, masih begitu njomplang dengan yang ditampung TPA Bukit Pinang. Bukan tanpa alasan. Hingga saat ini, fasilitas di Kecamatan Sambutan itu masih belum memiliki akses pendukung layak. Jalur yang digunakan merupakan tanah berbatu. Pengerasan jalan masih dilakukan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah (PUPR) Samarinda. “Panjang pengerasan jalan sekitar 5 Kilometer,” lanjut Nurrahamni.
Kondisi itu akhirnya membuat truk pengangkut sampah DLH Samarinda harus melewati jalan milik perusahaan tambang. Situasi makin sulit ketika hujan lantaran jalan tak bisa digunakan. Pembuangan sampah pun terpaksa dialihkan ke TPA Bukit Pinang.
Mengingat beratnya beban TPA Bukit Pinang, DLH Samarinda kian berharap fasilitas penunjang TPA Sambutan bisa dikebut. Bukan hanya akses layak, namun juga penerangan jalan. Sehingga pembuangan tetap bisa dilakukan ketika malam. “Kami harus harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan PLN,” pungkasnya. (*)