Gaya Hidup

Tukar Sampah dengan Segelas Kopi, Jadi Pakan Ikan hingga Bahan Baku Aspal

Kedai kopi yang satu ini begitu unik di Samarinda. Segelas kopi cukup ditukarkan dengan sekantong sampah. Yang kelak didaur ulang untuk berbagai kegunaan.

Samarinda, intuisi.co – Sampah yang tak berguna, bukan berarti tak bernilai. Setidaknya bisa untuk mendapat segelas kopi. Sebagaimana berlaku di salah satu sudut kota Samarinda ini.

Lokasinya di Jalan Muhammad Ardans, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara. Salah satu kawasan pinggiran ibu kota Kaltim ini. Di sini Warkop Mitra 3R menawarkan kopi gratis hanya dengan ditukar sekantong sampah. Adapun 3R merupakan kepanjangan dari reuse, recycle, dan reduce.

“Apa pun sampahnya bawa ke sini, setelah itu ngopi gratis,” ujar Syahrudin, pengelola Warkop Mitra R3, kepada intuisi.co, Kamis sore 17 September 2020.

Warkop Mitra 3R menerima berbagai jenis sampah sudah sejak sembilan bulan lalu. Tepatnya pada Januari 2019. Syahruddin rupanya memiliki tujuan mulia. Yakni mengurangi sampah di Kota Tepian. Dari sampah yang didapat, semua bakal didaur ulang. Sesuai dengan namanya: 3R.

Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan recycle adalah mengolah kembali atau mendaur ulang sampah menjadi produk baru yang bermanfaat. “Ini warung pertama yang menerapkan konsep ini di Samarinda,” sebutnya.

Pengolahan Prinsip 3R

Sampah yang terkumpul dari konsumen akan diolah sesuai prinsip 3R. Ada yang dijadikan olahan kerajinan tangan, seperti sampah plastik bisa jadi bunga, kemudian menyulap sampah organik (sisa makanan) menjadi pakan ikan lewat maggot (lalat tentara hitam). Bahkan ada sampah plastik yang dijadikan bahan baku aspal.

“Pembentukan bahan baku aspal ini kami berkerja sama dengan Dinas PUPR Pera Katim (Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat),” ungkapnya.

Syahrudin bergabung bersama rekan-rekannya ketika mendirikan kedai tersebut. Sempat menarik minat warga. Namun belakangan mulai sepi pengunjung. Seiring dengan pembatasan aktivitas karena pandemi covid-19. “Sekarang hanya tiga orang saja, sebelumnya bisa lebih,” pungkas Syahrudin. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.