70 Persen Orangtua Murid di Samarinda Setuju Pembelajaran Tatap Muka Mulai Awal 2021
Pembelajaran tatap muka mulai awal Januari 2021 di Samarinda semakin terang terlaksana. Didasari permintaan orangtua yang makin deras pula.
Samarinda, intuisi.co – Wacana dimulainya kembali pembelajaran tatap muka di Samarinda kian terang. DPRD Samarinda memastikan 70 persen orangtua murid setuju siswa-siswi kembali belajar di sekolah mulai Januari 2021 mendatang.
“Kami sudah turun langsung ke lapangan meninjau situasi yang ada saat sekarang. Keinginan itu memang berasal dari para warga,” sebut Ketua Komisi IV Samarinda Sri Puji Astuti, dikonfirmasi Kamis petang, 3 Desember 2020.
Menurut Sri Puji Astuti, ada sejumlah hal yang melatarbelakangi keinginan dikembalikannya aktivitas belajar-mengajar di sekolah. Salah satunya, karena ketidaksanggupan orangtua berperan sekaligus sebagai guru di rumah. Belum lagi persoalan teknis seperti kealpaan fasilitas gawai maupun pulsa atau kuota internet. “Itulah alasan warga meminta sekolah tatap muka dilakukan,” terangnya.
Dari penelusuran DPRD Samarinda, keinginan tersebut sudah seragam datang dari berbagai kalangan masyarakat. Baik warga dengan kelas ekonomi menengah ke atas, maupun kelas ekonomi menengah ke bawah. Mayoritas sekata soal sulitnya adaptasi anak-anak dalam pembelajaran secara daring. “Makanya anak lebih gampang kesepian, sebab mereka belum terbiasa,” imbuhnya.
Menyiapkan Fasilitas Penunjang Pembelajaran Tatap Muka
Langkah meliburkan belajar langsung di sekolah memang hal yang mau tak mau harus diambil. Pasalnya, sebaran covid-19 masih terjadi sangat luas di Samarinda, demikian juga dengan wilayah lainnya di Indonesia. Jika dipaksakan bersekolah, dikhawatirkan kian mendorong tingkat penularan virus corona di masyarakat.
Hal ini menjadi sangat relevan ketika melihat kondisi sebaran covid-19 di Samarinda per 3 Desember 2020. Angka akumulasi kasus positif virus corona sudah mencapai 5.949. Sebanyak 456 kasus masih dalam perawatan atau berstatus aktif. Sedangkan 194 orang lainnya telah meninggal dunia.
Dengan situasi tersebut, sekolah-sekolah di Samarinda diingatkan untuk bisa beradaptasi jika ingin kembali memulai pembelajaran tatap muka. Jangan sampai justru teledor dan berisiko menimbulkan klaster baru. “Intinya sekolah harus siap mulai dari sarana cuci tangan, hand sanitizer, tempat duduk berjarak hingga masker tambahan. Jadi saat murid lupa bawa, sekolah menyediakan,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram