PariwaraPenajam Paser Utara

Anggota DPRD PPU Dorong Gerakan Nasional Penanganan Stunting Hingga Tingkat Akar Rumput

Syahrudin M Noor, anggota DPRD PPU, mendukung penuh penanganan stunting nasional, fokus pada edukasi pernikahan dini dan pengentasan kemiskinan ekstrem.

Penajam, intuisi.co – Di tengah sorotan nasional pada upaya penanganan stunting, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Syahrudin M Noor, menyatakan dukungannya terhadap gerakan penanganan stunting yang menjadi fokus pemerintah. Inisiatif ini, menurutnya, adalah bagian dari delapan instruksi nasional, yang mencakup perhatian pada kemiskinan ekstrem selain stunting.

“Gerakan penanganan stunting ini adalah instruksi nasional, ada delapan instruksi, salah satunya adalah mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting,” ujar Syahrudin. Ia menekankan perlunya penerapan masif di setiap kabupaten dan kota, karena ia percaya tindakan besar-besaran akan menekan angka stunting di berbagai wilayah.

Di bawah Program Pengembangan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (PKKBPK), pemerintah telah memberi tanggung jawab khusus pada tingkat akar rumput untuk menangani kasus stunting secara terperinci. “Dalam PKK, ada tugas spesifik di lapisan paling bawah. Jadi, jika anak terdeteksi stunting, langsung ada penanganan. Tapi pemulihannya memerlukan waktu,” tambah Syahrudin, menyiratkan bahwa pendekatan ini bersifat jangka panjang dan bertahap.

Harapan Syahrudin jelas: persentase stunting di Kabupaten PPU harus menurun, yang menjadi tanda keberhasilan edukasi mengenai pernikahan usia dini. Ia menyadari bahwa akar masalah stunting sering kali bermula dari pernikahan di usia muda, sehingga edukasi kepada remaja menjadi langkah yang tidak dapat ditawar.

“Pendidikan ini harus sampai kepada remaja yang berencana menikah. Jangan menikah di bawah umur, karena risikonya tinggi pada anak, termasuk stunting,” tegasnya.

Lebih jauh lagi, Syahrudin menyoroti pentingnya pemahaman mendalam bagi remaja tentang dampak pernikahan dini, termasuk risiko kesehatan anak yang lahir dari pernikahan usia muda. Bagi Syahrudin, ini bukan hanya masalah kesehatan tetapi bagian penting dari gerakan nasional untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, kuat, dan tangguh. (adv)

 

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.