Bank Sampah Kelurahan Melayu Kelola 2 Ton Sampah Tiap Bulan
Di tengah tantangan pengelolaan sampah, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong membuktikan komitmennya menciptakan lingkungan bersih dan sehat
Tenggarong, intuisi.co– Sejak dimulainya program ini, Kelurahan Melayu telah berhasil mengelola hampir 2 ton sampah setiap bulan. Program ini tak hanya berfokus pada pengelolaan limbah, tetapi juga mendorong kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup yang bersih dan berkelanjutan.
Taufik Anwar, Kasi Pembangunan Kelurahan Melayu, mengungkapkan bahwa kehadiran gedung Bank Sampah menjadi langkah besar dalam upaya mereka untuk mengatasi permasalahan sampah.
“Gedung ini akan menjadi pusat aktivitas pengumpulan dan penyortiran sampah yang dilakukan oleh masyarakat secara konsisten. Ini adalah bagian dari strategi besar kami untuk mengatasi masalah sampah,” ujarnya pada Jumat (23/11/2024).
Dengan lebih dari 2 ton sampah yang dikelola setiap bulan, sampah yang terkumpul mencakup berbagai jenis, mulai dari organik hingga non-organik seperti plastik, kertas, dan lainnya.
Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA), serta memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
Namun, meskipun ada pencapaian yang membanggakan, Taufik mengakui bahwa tantangan terbesar masih ada pada keterbatasan alat pendukung. Salah satunya adalah kurangnya alat press sampah yang sangat dibutuhkan untuk memadatkan limbah agar lebih mudah diolah dan disimpan.
“Alat press sangat penting untuk memaksimalkan kapasitas pengelolaan sampah. Namun, alat ini tidak hanya mahal, tetapi juga memerlukan konsumsi listrik besar dan keterampilan khusus. Pelatihan bagi pengelola Bank Sampah juga sangat dibutuhkan,” tambah Taufik.
Untuk memastikan keberlanjutan program ini, Kelurahan Melayu menggalakkan sosialisasi melalui berbagai media, termasuk media sosial, serta memperkuat kerja sama dengan komunitas setempat. Namun, Taufik mengakui bahwa tingkat partisipasi warga masih menjadi tantangan utama.
“Keberhasilan Bank Sampah sangat bergantung pada kontribusi aktif masyarakat. Kami akan terus mengajak dan memberikan edukasi agar lebih banyak warga yang peduli,” ungkapnya.
Program Bank Sampah ini membawa dampak positif yang lebih luas dari sekedar kebersihan. Taufik menekankan bahwa pengelolaan sampah yang baik berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Pengelolaan sampah yang benar tidak hanya soal kebersihan, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih sehat. Lingkungan yang bersih akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup, bahkan dalam pencegahan penyakit, termasuk stunting,” jelasnya.
Selain itu, pengelolaan sampah juga membuka peluang ekonomi baru. Limbah yang sudah dipilah dan disortir dapat diolah menjadi barang yang memiliki nilai jual.
Hal ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari sampah yang sebelumnya dianggap tidak bernilai.
Bank Sampah Kelurahan Melayu bukan hanya sekadar fasilitas untuk mengelola sampah, tetapi juga menjadi simbol semangat perubahan.
“Kami ingin Bank Sampah ini menjadi simbol perubahan. Ini adalah langkah kecil yang membawa dampak besar. Bersama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujar Taufik penuh optimisme.
Dengan adanya Bank Sampah, Kelurahan Melayu berharap dapat menjadi model inspiratif bagi wilayah lainnya di Kutai Kartanegara.
Diharapkan dengan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, program ini akan terus berkembang, memberikan dampak positif terhadap kebersihan, kesehatan, dan kesadaran lingkungan.
“Ini bukan hanya tentang sampah, tetapi tentang bagaimana kita bisa mengubah kebiasaan buruk menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Semua ini demi masa depan yang lebih baik,” tutup Taufik. (adv)