Loa Kulu Genjot Produksi Ikan untuk Jawab Tantangan Ketahanan Pangan Nasional
Di balik hamparan air Mahakam yang tenang, warga Loa Kulu kini berjuang menjawab tantangan besar: menjadi pusat perikanan andalan IKN.
Tenggarong, intuisi.co – Loa Kulu, sebuah kecamatan kecil di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menyimpan kisah perjuangan besar. Di tengah gemericik aliran sungai Mahakam yang menjadi urat nadi kehidupan, warga di sini bahu-membahu memanfaatkan potensi alam demi satu tujuan: menjadikan perikanan sebagai tulang punggung ketahanan pangan, bukan hanya untuk Kukar, tetapi juga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Potensi Loa Kulu tak diragukan. Dengan lahan budidaya yang luas dan keanekaragaman ikan air tawar, wilayah ini telah lama menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat. Namun, perjalanan menuju pengakuan sebagai pusat perikanan andalan bukan tanpa tantangan. Modal tradisional yang terbatas dan kebutuhan teknologi modern sempat menjadi penghalang.
Dukungan Pemerintah Kabupaten Kukar mengubah semua itu. Perahu, jaring, hingga pakan—bantuan yang dulu dianggap sederhana kini menjadi kunci transformasi besar-besaran. “Bantuan ini tepat sasaran dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kami bekerja sama dengan para pembudidaya untuk memanfaatkan bantuan ini sebaik mungkin,” ujar Camat Loa Kulu, Ardiansyah, Minggu (1/12/2024).
Bukan hanya soal alat, perubahan juga menyentuh sisi manusiawi. Pendampingan intensif dan pelatihan modern mengangkat kapasitas para pembudidaya lokal. Mereka kini tidak sekadar menangkap ikan; mereka menciptakan strategi jangka panjang untuk budidaya yang berkelanjutan. “Tidak cukup hanya memberi alat, kami juga melatih para pembudidaya untuk memanfaatkan teknologi demi meningkatkan hasil panen mereka. Ini investasi jangka panjang,” tambah Ardiansyah.
Dengan sinergi ini, Loa Kulu tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga bersiap untuk memasok kebutuhan pangan IKN Nusantara. Sumber daya manusia yang terampil dan semangat kolaborasi menjadi modal utama menghadapi peluang dan tantangan dari mega proyek nasional tersebut.
“Kami melihat ini sebagai peluang emas. Proyek besar seperti IKN membawa tantangan sekaligus peluang besar bagi masyarakat kami,” ungkap Ardiansyah dengan penuh semangat. Ia percaya bahwa keberhasilan sektor perikanan di Loa Kulu akan menjadi contoh nyata pembangunan berkelanjutan di Kukar.
Keberhasilan Loa Kulu menjadi penghasil ikan andalan bukan sekadar mimpi. Dengan kerja keras dan komitmen, produksi ikan diproyeksikan meningkat pesat dalam beberapa tahun mendatang. Masyarakat yang dulu mengandalkan metode konvensional kini melangkah lebih maju dengan memanfaatkan teknologi untuk hasil yang lebih optimal.
“Perikanan bukan sekadar sumber ekonomi, tetapi juga kunci menjaga ketahanan pangan. Dengan dukungan ini, kami yakin Loa Kulu bisa menjadi pusat perikanan andalan di Kukar,” kata Ardiansyah.
Bagi Loa Kulu, perikanan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga identitas. Setiap ikan yang ditangkap, setiap hasil budidaya yang diangkut, adalah simbol dari kerja keras, inovasi, dan harapan masyarakat untuk masa depan yang lebih baik.
“Loa Kulu tidak hanya bisa menjadi pemasok utama untuk Kukar, tetapi juga wilayah lainnya, termasuk IKN. Ini bukan sekadar mimpi, tetapi visi yang nyata,” pungkas Ardiansyah.
Dengan segala potensi yang ada, Loa Kulu bukan hanya bersiap menjadi pemain utama dalam mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga kebanggaan bagi Kutai Kartanegara—sebuah bukti bahwa kerja keras, sinergi, dan dukungan dapat membawa sebuah wilayah kecil ke panggung besar. (adv)