Pariwisata Kukar Bangkit dari Hantaman Pandemi, Pantai dan Taman Ramai Dikunjungi
Sektor pariwisata Kukar kembali meriah dan bergairah. Tingkat kunjungan kembali meriah. Menyasar objek wisata pantai hingga taman.
Tenggarong, intuisi.co – Pandemi covid-19 memberi dampak di nyaris semua lini. Salah satu yang paling terdampak adalah sektor pariwisata. Di Kutai Kartanegara (Kukar), pendapatan asli daerah (PAD) dari pariwisata sempat anjlok 90 persen. Belakangan, keadaan mulai membaik seiring kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan.
Dengan kasus covid-19 yang secara umum terjadi begitu luas di Kaltim, Satgas Penanganan Covid-19 memang harus mengambil langkah tegas. Tempat-tempat wisata yang sempat berbulan-bulan tutup, kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Kebijakan relaksasi menjadi menjadi angin segar bagi Kutai Kartanegara. Kabupaten ini sudah beberapa tahun terakhir menjadikan sektor pariwisata unggulan. Dicanangkan sebagai salah satu penggerak utama roda ekonomi Kukar ke depan, menggantikan minyak dan gas serta tambang batu bara.
Pemkab menyeriusi potensi tersebut dengan memberi porsi prioritas ketiga bagi pariwisata dalam APBD setelah sektor pertanian dalam arti luas. “Dan terlihat, dunia pariwisata beberapa tahun terakhir sangat menggeliat di Kukar,” sebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Tauhid Afrilian Noor, saat membuka Pemilihan Duta Teruna dan Dara Kukar 2020 di Tenggarong, Sabtu malam, 14 November 2020.
Namun demikian, di tengah geliat tersebut, pada 2020 ini sektor pariwisata Kukar mendapat hantaman dampak merebaknya kasus virus corona. Destinasi wisata terpaksa tutup. PAD dari pariwisata anjlok hingga 90 persen.
Magnet Baru Pariwisata Kukar
Keadaan mulai membaik sejak kebijakan relaksasi mengemuka. Pengelola wisata bisa kembali beroperasi meski dengan penerapan ketat protokol kesehatan. Bahkan hanya dengan menerima 30 persen dari kapasitas normal. “Tinjauan kami di lapangan, pariwisata Kukar kembali sangat meriah. Dikunjungi wisatawan lokal maupun dari daerah lain di Kaltim,” ungkap Tauhid.
Di antara ragam destinasi di Kukar, beberapa yang paling ramai adalah pantai Samboja, Muara Badak, hingga Marangkayu. Sedangkan di Tenggarong ada Kembang Jaong dan Taman Gubang di Loa Ulung. “Perlu sentuhan anak-anak muda, pemerintah, maupun legislatif agar destinasi wisata yang sudah ada, bisa terus dikemas dan perbaiki. Supaya bisa menjadi tempat yang nyaman dikunjungi baik wisatawan Kaltim dan nasional,” lanjut Tauhid.
Antusiasme publik membuat Dinas Pariwisata Kukar terpacu untuk membuka kembali destinasi wisata yang dikelola Pemkab. Jika mendapat lampu hijau dari Satgas Penanganan Covid-19 Kukar, tempat-tempat wisata di bawah Pemkab Kukar ditarget kembali dibuka pada cuti bersama akhir tahun mendatang.
Ditambahkan Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Kaltim, Achmad Herwansyah, pengoperasian tempat wisata di tengah pandemi, mesti dilakukan dengan standar CHS, kependekan dari cleanliness, heath, safety. Ketiga parameter tersebut telah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai syarat bagi pelaku industri wisata untuk mengoperasikan tempat yang dikelolanya. “Nanti para assesor dari pihak ketiga yang menilai layak atau tidak,” ungkap Herwansyah.
Dengan dampak covid-19 yang masih tak terprediksi, CHS memegang peranan penting bagi industri pariwisata ke depan. Sehingga hal ini juga mesti mendapat perhatian serius pemerintah. Sehingga denyut nadi sektor pariwisata di daerah bisa terus berdetak. “Ini penting dilakukan untuk menjaga diri dan sesama serta lokasi wisata dari virus corona,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram