Sumber Ekonomi Baru Kota Raja, Pariwisata Kukar Makin Dipoles
Selain batu bara dan migas, Kutai Kartanegara (Kukar) juga kaya tempat wisata. Ke depan sektor ini bisa menjadi sumber ekonomi baru.
Tenggarong, intuisi.co-Sumber ekonomi Kukar tak hanya bergantung kepada industri ekstraktif batu bara dan migas. Sudah saatnya mencari sektor lain sebagai penopang di masa mendatang. Pariwisata bisa menjadi solusi. Mulai dari pantai, air terjun, alam hingga budaya. Semua wadah plesiran tersebut tersebar di berbagai kecamatan Kota Raja.
“Kukar ini punya banyak tempat wisata. Potensinya sangat besar untuk dikembangkan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Tauhid Aprilianur kepada reporter intuisi.co pada Kamis siang, 11 November 2021.
Kata Tauhid, sapaan karibnya, ke depan Kukar bakal dikenal sebagai kota wisata. Itu sebab sejumlah penanda jalan menuju Tenggarong menyematkan ucapan Selamat Datang di Kota Wisata Tenggarong. Tagline alias slogan tersebut bukan isapan jempol semata. Daerah terkaya di Kaltim ini memang punya banyak lokasi wisata. Hanya saja beberapa di antaranya belum tergarap baik. Akses menuju lokasi menjadi kendala utama.
“Makanya kami maksimalkan wisata di tengah kota. Misalnya saja Pulau Kumala, Kawasan CBD Tenggarong, Jam Bentong hingga Museum Mulawarman,” kata Tauhid.
Kendati demikian, pihaknya enggan lepas tangan. Lokasi wisata yang memakan waktu perjalanan juga tetap mendapat perhatian. Semua infrastrukur pariwisata Kukar memang sedang disiapkan hingga 2022 mendatang. Jadi saat turis datang ke Tenggarong, mereka tak hanya menyambangi Museum Mulawarman, tapi juga lokasi lain. Termasuk mempelajari budaya-budaya terdahulu di Kutai Kartanegara.
“Selain pariwisata, kami juga mempromosikan budaya. Semuanya tergabung dalam program Kukar Idaman,” tambahnya.
Sumber Ekonomi Baru dari Sektor Pariwisata
Dirinya pun yakin, jika semua lokasi pariwisata Kukar sudah terkelola baik, mulai dari akses, fasilitas pendukung hingga sarana penunjang lain maka wadah pariwisata ini bisa membawa berkah. Tak hanya warga di sekitar lokasi wisata, tapi juga pemerintah. Sebab, tempat-tempat plesiran ini menjadi kantong-kantong baru Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan kata lain, Kukar punya sumber ekonomi baru selain industri ekstraktif batu bara dan migas.
“Jika lokasi wisata makin ramai, warga senang, pemerintah juga demikian,” tuturnya.
Menukil data Badan Pusat Statistik (BPS) Kukar, struktur ekonomi Kukar pada 2019 masih didominasi oleh 4 lapangan usaha utama, yakni pertambangan dan penggalian dengan peranan sebesar 65,4 persen. Rinciannya 32,3 persen disumbang dari batu bara, 30,4 persen dari migas, pertanian 12,9 persen, konstruksi sebesar 7,5 persen, industri pengolahan sebesar 4,1 persen dan perdagangan 3,6 persen. Sehingga menjadi wajar bila Kukar mencari sumber ekonomi baru. Dan sektor pariwisata begitu menjanjikan.
Data dari Deputi Pengembangan Pemasaran I, Regional II, Kementerian Pariwisata juga menyebut demikian. Selain batu bara dan migas, Kaltim punya keunggulan lain dari sisi budaya dan alam. Dengan situasi saat ini, pariwisata bisa menjadi pendongkrak denyut ekonomi yang melemah karena pandemik Covid-19. Terdapat dua event tetap di Kaltim yang masuk dalam kalender wisata nasional yakni Erau di Kukar dan Festival Mahakam di Samarinda.
“Seharusnya ada (Erau) cuma karena pandemik ini, kami tak bisa melaksanakan,” tegasnya.
Museum Mulawarman Kembali Menerima Wisatawan
Syukurnya, saat ini penyebaran wabah corona sudah mulai mereda dan perlahan-lahan pariwisata Kukar kian membaik, setelah kebijakan pembatasan dilonggarkan. Salah satu lokasi wisata yang buka di Tenggarong adalah Museum Mulawarman. Kepala Seksi Konservasi dan Preparasi Museum Mulawarman, Zularfi mengatakan pihaknya sudah buka sejak sebulan lalu. Meski begitu, protokol Kesehatan tetap dijaga ketat. Para pengunjung harus memakai masker dan menjaga jarak. Saat masuk pun suhu tubuh harus diperiksa. Dengan demikian penyebaran wabah bisa dihindari.
“Pengunjung yang ada di museum juga tak lebih dari 50 persen kapasitas gedung. Saat berada di ruangan tak boleh berkelompok atau berkerumun,” tegasnya.
Zularfi juga tak menampik, selama corona terjadi penurunan pengunjung dan hal tersebut berpengaruh terhadap pemasukan museum. Namun pelan-pelan mulai pulih. Biasanya mulai ramai saat akhir pekan. Dalam sehari bisa ada 200 kunjungan. Sangat jauh berbeda Ketika wabah corona belum melanda, ada ribuan wisatawan datang bertandang. Penurunan angka kunjungan mencapai 80 persen lebih. Nah, untuk mendongkrak wisatawan pihaknya pun gencar sosialisasi ke masyarakat.
“Mudah-mudahan setelah ini (pandemik Covid-19) pariwisata Kukar kian membaik,” pungkasnya. (*)
Lihat postingan ini di Instagram