Tenggarong, intuisi.co- Di pesisir Sungai Mahakam, tepatnya di Desa Teluk Dalam, Kecamatan Muara Jawa, kini hadir produk kuliner inovatif yang semakin dikenal luas: Amplang Balet.
Produk yang berbahan dasar sarang burung walet ini berhasil menembus pasar ekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara, terutama Singapura dan Thailand, dan kini semakin mengukuhkan desa ini sebagai pusat inovasi kuliner di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kepala Desa Teluk Dalam, Supian, mengungkapkan bahwa Amplang Balet pertama kali diekspor pada 2023 dan telah menunjukkan perkembangan permintaan yang sangat positif. Produk ini, yang awalnya dikembangkan sebagai variasi amplang biasa, kini menjadi andalan ekspor berkat cita rasa unik dan kandungan gizi yang tinggi.
“Produk ini tidak hanya gurih, tetapi juga kaya akan protein dan mineral berkat bahan dasar sarang burung walet. Walaupun dijual dengan harga premium, produk ini mendapat sambutan hangat dari pasar ekspor,” ungkap Supian, Kamis (17/4/2025).
Amplang Balet dijual dengan harga Rp 150 ribu per kilogram atau sekitar Rp 15 ribu per gram, harga yang lebih tinggi dibandingkan amplang pada umumnya, namun tetap diminati karena manfaat kesehatannya.
Kesuksesan ini tidak terlepas dari peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Kartanegara yang mendampingi pelaku UMKM Desa Teluk Dalam.
Disperindag memberikan pelatihan, pendampingan produksi, serta fasilitasi izin edar dan sertifikasi produk. Tak hanya itu, kerjasama dengan PT Multi Harapan Utama (MHU) juga membuka akses pasar internasional bagi produk ini.
“Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat adalah kunci sukses. Ini bukan hanya soal produk lokal, tetapi produk global yang berkembang dari desa,” jelas salah satu pendamping UMKM Disperindag Kukar.
Melihat kesuksesan ini, Supian berkomitmen untuk mendorong pengembangan produk unggulan lainnya. Ia mengajak seluruh pelaku UMKM di Teluk Dalam untuk tidak ragu berinovasi dan memperluas pasar, agar produk desa mampu bersaing di dunia internasional.
“Teluk Dalam kini memiliki momentum besar. Kami ingin desa ini dikenal sebagai desa yang tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mengedepankan inovasi dan daya saing produk,” tegas Supian.
Ke depan, Pemdes Teluk Dalam berencana membentuk koperasi khusus yang akan mengelola ekspor dan pengembangan produk olahan walet. Pelatihan berkelanjutan akan lebih difokuskan pada peningkatan kualitas produk, pengemasan, serta strategi pemasaran digital.
Inovasi Amplang Balet menunjukkan bahwa dengan kolaborasi yang solid dan semangat untuk terus berkembang, desa-desa di Kukar mampu berbicara di kancah global, dan Teluk Dalam menjadi contoh nyata bahwa kreativitas warga desa dapat merambah pasar internasional. (adv/ara)