Samarinda, intuisi.co – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, menyatakan keyakinannya bahwa Kaltim mampu mencapai target swasembada pangan dalam waktu enam bulan, sesuai dengan program yang diusung Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman.
Mentan menegaskan bahwa Kaltim memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan. “Kalau ada 46 ribu hektare lahan baku sawah di Kaltim dan bisa ditanam tiga kali setahun dengan hasil 7 ton per hektare, maka 90 hari ke depan Kaltim bisa swasembada,” ujarnya saat kunjungan pada bulan lalu.
Ia meminta dukungan dari jajaran TNI dan pemerintah daerah untuk memastikan optimalisasi lahan pertanian, terutama yang dekat dengan sumber air. Kementerian Pertanian (Kementan) siap menyumbang 500 pompa air untuk mendukung irigasi ditambah dengan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan).
Mentan juga mendorong keterlibatan generasi muda dengan potensi pendapatan Rp 10–20 juta per bulan. Namun, Ananda menegaskan bahwa pencapaian target tersebut sangat bergantung pada kerjasama lintas sektor serta penyelesaian berbagai kendala struktural yang ada di daerah.
Menurutnya, Kaltim memiliki potensi besar terutama dari sisi ketersediaan lahan pertanian yang masih belum optimal dimanfaatkan.
“Kaltim memiliki lahan tidur yang luas. Tantangannya adalah bagaimana pemerintah dapat segera mengelola dan memaksimalkan potensi tersebut agar target swasembada pangan bukan hanya sekadar target,” ungkap Ananda pada Jumat (06/6/2025).
Wilayah seperti Paser, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur disebut Ananda sebagai daerah yang kaya dengan lahan potensial untuk sektor pertanian. Ananda mendorong agar pemerintah daerah melakukan pemetaan menyeluruh untuk menentukan lahan mana yang siap dikelola dan segera dikembangkan.
“Langkah penting berikutnya adalah melakukan uji kualitas tanah. Hal ini diperlukan agar jenis tanaman yang akan dibudidayakan sesuai dengan kondisi tanah, sehingga hasil pertanian maksimal,” jelasnya.
Selain itu, Ananda menyoroti kurangnya minat kaum muda terhadap sektor pertanian yang menjadi tantangan besar. Menurutnya, regenerasi petani muda sangat dibutuhkan untuk mengembangkan pertanian modern yang adaptif terhadap teknologi terkini.
“Kita harus mengedukasi anak muda agar mereka memahami bahwa pertanian kini bisa dijalankan dengan teknologi tinggi dan menawarkan keuntungan yang menjanjikan,” tuturnya.
Dengan pendekatan pendidikan dan sosialisasi yang masif tentang pertanian modern, Ananda berharap generasi muda tertarik untuk terjun dan berkontribusi dalam sektor ini, sehingga pertanian di Kaltim bisa terus berkembang dan berkelanjutan. (adv/rfh/ara)