HeadlineSorotan

Andi Harun Terkaya di Pilkada Samarinda 2020, “Hanya” Habiskan Rp2,3 Miliar Dalam Enam Bulan

LHKPN Andi Harun mencatatkan harta kekayaan sebesar Rp24,97 miliar. Unggul jauh dari rivalnya Zairin Zain di angka Rp16,58 miliar.

Samarinda, intuisi.co – Pilkada Samarinda 2020 mempertemukan tiga pasang calon. Dari tiga pasang tersebut, satu nama mencuat sebagai sosok paling tajir. Melaporkan harta kekayaan mencapai Rp24,97 miliar. Dialah calon wali kota Samarinda, Andi Harun.

Melaporkan pundi-pundi atau nilai aset yang dimiliki dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), merupakan hal yang mesti dipenuhi calon kepala daerah untuk dapat bertarung di ajang pilkada. Tertuang dalam UU 10/2016 tentang Pilkada.

Dari laporan tersebut, dapat diketahui jika Andi Harun merupakan figur terkaya dari lima kontestan lain di Pilkada Samarinda. Menyusul Zairin Zain dengan Rp16,58 miliar dan Muhammad Barkati Rp8,02 miliar. Sementara calon wakil wali kota Samarinda dengan harta terbanyak dicatatkan Darlis Pattalongi sebesar Rp6 miliar, Sarwono Rp2,41 miliar, dan Rusmadi Rp1,86 miliar.

“Susunan LHKPN itu apa adanya. Tak ada rekayasa,” terang Andi Harun, dikonfirmasi Rabu siang, 30 September 2020.

Dalam politik, fondasi finansial kuat merupakan hal penting. Andi Harun pun tak menampik. Peran rupiah begitu krusial. Dari pencalonan hingga proses kampanye. Semua memerlukan biaya. “Namun perlu dipahami, penentu kemenangan bukan duit. Paling fundamental dalam proses electoral itu kemauan rakyat,” sebut Andi Harun.

Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim itupun membeberkan mengenai biaya kampanye yang sudah ludes selama enam bulan. Totalnya mencapai Rp2,3 miliar. Menurutnya, anggaran tersebut sudah berhasil ditekan dari normalnya bisa mencapai Rp7 miliar.

Sejauh ini, pengeluaran terbanyak adalah ketika deklarasi Andi Harun-Rusmadi pada 24 Februari 2020. Saat itu lebih Rp800 juta digelontorkan. Termasuk biaya mengundang penyanyi dangdut Via Vallen untuk menghibur warga. Itu

Setelah wabah virus corona menyerbu, biaya kampanye makin ditekan. Pertemuan tatap muka berkurang. Beralih pertemuan online alias via daring. “Kami memang maksimalkan via online. Tatap muka hanya 20 persen. Sekali ketemu tak sampai Rp500 ribu,” sebut Andi.

Tak Melulu Uang

Fenomena politik uang merupakan hal yang umum setiap pilkada. Bertransformasi menjadi salah satu patologi demokrasi electoral di Indonesia. Efektif bekerja dengan suasana psikologis pemilih yang belum memiliki literasi kritis menentukan pemimpin pilihan. Diperkuat hasil riset politik UGM Jogjakarta bekerja sama dengan Coral Bell School of Asia Pasific Affairs di Australian National University (ANU) pada 2016 lalu.

Meski demikian, Andi Harun menolak tesis tersebut. Pilkada tak melulu soal duit. Penentu kemenangan adalah suara rakyat. “Daulat rakyat lah yang memegang peranan penting,” tutupnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.