Pariwara

Bahasa Daerah Masuk Kurikulum, DPRD PPU Dukung Perekrutan Guru Lokal

Di tengah hiruk pikuk pembangunan IKN, muncul kekhawatiran: mampukah masyarakat PPU bersaing jika pendidikan mereka tak dioptimalkan?

Penajam, intuisi.co – Hamparan proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) kini menjadi pemandangan sehari-hari di Penajam Paser Utara (PPU). Namun, di balik hiruk pikuk alat berat dan pekerja konstruksi, muncul kekhawatiran yang lebih besar: apakah masyarakat lokal siap menghadapi percepatan perubahan ini? Angka menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) di PPU masih tertinggal dari daerah-daerah lain di Kalimantan Timur, terutama dalam akses pendidikan berkualitas. Ini menjadi alarm bagi DPRD PPU yang mendesak perbaikan mendesak di sektor pendidikan.

Anggota DPRD PPU, Jamaluddin, menyoroti pentingnya pendidikan sebagai benteng utama agar masyarakat lokal tidak tersingkir di tengah arus perubahan. Ia menekankan bahwa pembangunan intelektual masyarakat harus menjadi prioritas, terutama untuk menghadapi persaingan dengan pendatang dari berbagai daerah yang ikut dalam geliat pembangunan IKN.

“Jika masyarakat kita tidak dibekali pendidikan yang optimal, mohon maaf, kita bisa tertinggal jauh,” ujar Jamaluddin dengan nada serius. Menurutnya, tantangan pembangunan IKN tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga menyentuh aspek fundamental seperti kualitas SDM. Oleh karena itu, ia menyerukan perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan.

Jamaluddin juga menilai bahwa pendidikan harus mencakup dua sisi: penguasaan ilmu pengetahuan umum dan penguatan identitas budaya lokal. Salah satu langkah konkret yang mendapat dukungannya adalah kebijakan perekrutan guru bahasa daerah. Hal ini, menurutnya, sangat penting untuk memastikan generasi muda tidak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga memahami akar budaya mereka.

“Bahasa daerah sudah masuk dalam kurikulum pendidikan, jadi perekrutan guru bahasa daerah ini sangat perlu. Ini bukan hanya soal mengajarkan bahasa, tapi juga menjaga warisan budaya kita,” tegasnya.

Di tengah gebrakan pembangunan IKN yang menawarkan peluang besar, Jamaluddin mengingatkan bahwa investasi terbesar adalah pada manusia, bukan hanya infrastruktur. “Jangan sampai kita menjadi tamu di tanah sendiri,” katanya. Pesan ini menggema sebagai pengingat bahwa kemajuan fisik harus diimbangi dengan kemajuan mental dan budaya masyarakat lokal. Tanpa pendidikan yang mumpuni, cita-cita besar IKN mungkin hanya akan menjadi cerita sukses bagi segelintir pihak, bukan kebanggaan bersama. (adv)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.