Samarinda, intuisi.co – Sektor batu bara di Kaltim sering disorot karena praktik yang tak elok. Kerap bertentangan dengan lingkungan. Tak jarang menimbulkan konflik. Namun bagi Kaltim, inilah motor penggerak perekonomian. Bahkan tak mempan dihajar pandemi covid-19.
“Itu lah peran Kaltim, saat provinsi lain banyak minus ekspornya, tapi kita surplus,” sebut Gubernur Kaltim Isran Noor dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim.
Klaim Isran Noor tersebut berkaitan sumbangan USD10 miliar atau setara Rp140 triliun dari komoditas batu bara Kaltim. Emas-emas hitam tersebut juga mendorong pertumbuhan perekonomian nasional di sektor perdagangan luar negeri atau komoditas ekspor.
Pada Januari-November 2020, emas hitam dari Bumi Etam mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 11,59 miliar. Nilai tersebut merupakan 7,98 persen dari total ekspor nasional. Tak banyak provinsi mampu mencatatkan kontribusi serupa.
“Batu bara masih menjadi komoditi unggulan dan andalan sebab potensinya masih besar,” sebut Isran.
Batu bara sudah sejak lama digali di Kaltim. Meski tak terbarukan, Isran mengklaim potensi emas hitam masih besar. Meskipun, daerah terus menyiapkan langkah mendorong sektor lain sebagai penggerak utama perekonomian.
Isran pun memunculkan sektor pertanian dan pariwisata sebagai suksesor sektor batu bara dan migas kelak. “Sehingga ke depan siap menggantikan batu bara dan migas yang bisa habis,” lanjut Isran. “Pertanian kita besar potensi, hanya belum dikelola secara maksimal, juga pariwisata kita,” sambungnya.
Dengan momentum positif ini di tengah gempuran pandemi covid-19, Isran Noor berharap masyarakat bisa terus produktif, berkarya, dan semangat bekerja. Namun, diingatkan untuk tetap mengutamakan protokol kesehatan, sebagai langkah pencegahan sebaran virus corona. (*)
View this post on Instagram