DPRD KaltimEkonomiKutai KartanegaraPolitik

IKN Nusantara Magnet Kuliner, Ely Hartati Ingin UMKM Kaltim Berbenah

Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara menjadi pintu peluang bagi siapa saja. Termasuk dari kalangan pengusaha kuliner di Kutai Kartanegara.

Tenggarong, intuisi.co-Kawasan IKN Nusantara bak menjadi magnet baru di kawasan timur Indonesia. Tak hanya dari urusan infrastruktur pembangunan, finansial tapi juga persoalan kuliner. Sektor ini bakal laris manis mengingat bakal terjadi eksodus seiring pembangunan IKN dimulai.

Dewan Penasehat Perhimpunan Pengusaha Jasa Boga Indonesia (PPJI) Cabang Kukar, Ely Hartati Rasyid mengatakan, sarana dan prasarana fisik IKN Nusantara mulai dibangun pada Agustus 2022. Saat itu berlangsung maka akan berdampak terhadap pertumbuhan pelaku UMKM kuliner lokal.

“Pelaku UMKM yang ada di PPJI Kukar sangat termotivasi untuk berusaha, mengingat akan adanya potensi peluang ekonomi hadirnya jutaan orang di IKN,” ujar Ely pada Senin, 11 Juli 2022.

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Dapil Kukar ini juga menilai, hadirnya IKN berpeluang mengenalkan produk-produk khas Kukar kepada jutaan orang seperti olahan kuliner hingga fesyen. Dari pengalaman Ely sendiri, banyak koleganya dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta yang suka dengan cita rasa kuliner dari Kukar seperti sate payau dan ikan Lais goreng.

“Warga Kaltim tentu bangga, dagangan kulinernya laris manis,” sebutnya.

IKN Nusantara Pindah Warga Kaltim Tak Boleh Kalah Saing

Meski demikian, seiring pemindahan IKN Nusantara maka dirinya berharap warga lokal juga ikut berbenah. Caranya dengan peningkatan kapasitas diri. Sebab kemampuan orang luar Kaltim tentu berbeda. Bisa jadi lebih baik, oleh karena itu masyarakat lokal tak boleh kalah saing.

“Produk kita harus memperhatikan kualitas, higienis dan keamanan. Tak hanya itu produknya juga harus perhatikan bahan nonkimia,” tuturnya.

Nah, salah satu sumber dari kuliner asal Kaltim yang terkenal adalah amplang. Panganan ini juga mejadi oleh-oleh bagi pelancong luar daerah. Kata Ely, lantaran ikan di Sungai Mahakam langka maka disarankan ada upaya budidaya dengan rekayasa teknologi di bidang perikanan bagi petani dan nelayan.

“Pemda Kukar perlu memberikan bimtek dan fasilitasnya karena para petani ikan hanya mengandalkan hasil tangkap di sungai atau danau,” tegasnya.

Selain itu, penting untuk menjaga ekosistem sungai Mahakam agar tidak tercemari limbah karena penurunan mutu baku air sungai Mahakam berdampak kepada penurunan hasil tangkapan ikan lokal.

“Selain menyelamatkan ikan, juga menyelamatkan ikonik sungai, yaitu Pesut Mahakam,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.