Tenggarong, intuisi.co- Suasana religius menyelimuti Masjid Asyuhada di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu, saat ratusan warga berkumpul untuk mengikuti acara silaturahmi dan buka puasa bersama. Kegiatan tersebut semakin istimewa karena dihadiri langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, pada Selasa (18/3/2025).
Kedatangan Bupati membawa suasana hangat. Lantunan ayat-ayat suci mengalun merdu saat Edi Damansyah memasuki masjid dan disambut antusias oleh masyarakat. Warga menyambutnya bukan hanya sebagai kepala daerah, tetapi juga sebagai sosok pemimpin yang hadir di tengah-tengah rakyatnya dengan ketulusan.
Tak sekadar kunjungan formal, Bupati Edi membawa bantuan untuk mendukung kegiatan keagamaan di Masjid Asyuhada.
Melalui Bagian Kesra Setkab Kukar, ia menyerahkan sejumlah fasilitas ibadah, seperti lima ambal sajadah, sepuluh mukena, sepuluh sarung, sepuluh kitab Yasin, sepuluh Iqro, satu speaker wireless, dan satu jam digital. Selain itu, kelompok Pramuka dan warga kurang mampu juga turut menerima dukungan.
Khusus bagi para mustahiq atau penerima zakat, Edi menyerahkan langsung paket sembako. Tindakan ini menghadirkan momen haru di antara warga. Ada yang menitikkan air mata, tak kuasa menyembunyikan rasa syukur atas perhatian yang mereka terima di bulan penuh berkah ini.
“Alhamdulillah, bantuan ini sangat berarti bagi kami, terutama di bulan Ramadan ini. Semoga Pak Bupati diberikan kesehatan dan terus memperhatikan masyarakat kecil seperti kami,” ujar seorang warga dengan rasa haru.
Dalam sambutannya, Edi Damansyah menyoroti peran sentral masjid dalam membentuk karakter umat. Ia mendorong takmir dan pengurus masjid untuk menghidupkan kegiatan seperti Tilawatil Qur’an.
Hal ini, menurutnya, sejalan dengan program GEMA atau Gerakan Etam Mengaji yang digagas Pemkab Kukar untuk meningkatkan literasi Al-Qur’an di kalangan masyarakat.
Tak hanya soal keagamaan, Bupati Edi juga menyentuh isu pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ia menekankan pentingnya investasi pada generasi muda, terlebih Marangkayu dikenal sebagai wilayah penghasil sumber daya alam yang tidak terbarukan.
“Marangkayu adalah daerah penghasil sumber daya alam yang tak terbarukan. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan generasi mendatang dengan ilmu pengetahuan, teknologi, serta pendidikan keagamaan yang lebih kuat,” tegasnya. Menurut Edi, hanya dengan itu Kukar bisa terus berkembang tanpa bergantung pada SDA.
Pembangunan, lanjut Edi, tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada pembentukan masyarakat yang beretika dan religius. Ia percaya, generasi muda Kukar harus memiliki bekal spiritual yang kuat agar mampu menjadi pemimpin yang cerdas dan bermoral.
“Kami ingin pembangunan di Kutai Kartanegara tidak hanya soal ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga membentuk karakter masyarakat yang berilmu, berakhlak, dan memiliki spiritualitas yang kuat,” ungkapnya.
Edi menambahkan, dengan literasi Al-Qur’an yang lebih baik, generasi muda Kukar akan tumbuh menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beretika.
Masyarakat menyambut baik berbagai bantuan yang diberikan. Salah satu tokoh masyarakat menyebut bahwa kehadiran Bupati membawa semangat baru.
“Pak Bupati tidak hanya datang, tapi juga membawa bantuan dan harapan. Ini bukan hanya janji politik, tapi bukti nyata kepedulian kepada kami, masyarakat kecil,” katanya.
Harapan pun tumbuh di Marangkayu, bahwa kepedulian semacam ini akan terus berlanjut, membangkitkan semangat sosial dan religius di tengah geliat pembangunan Kukar. (adv/ara)