Samarinda, intuisi.co – Sudah enam bulan beroperasi. Dalam dua pekan, jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) tak lagi bisa dilewati cuma-cuma. Telah ditetapkan harga untuk melintasi jalan bebas hambatan tersebut.
Tarif berlaku mulai 12 Juni 2020. Dikenakan Rp75,5 ribu hingga Rp167,5 ribu. Tergantung rute dan ukuran kendaraan. “Kami sudah dapat edarannya. Saat ini masih sosialisasi,” ucap Manager Area Jasa Marga Tollroad Operation (JMTO) Tol Balsam, Ronny Hendrawan, dikonfirmasi soal penetapan tarif tersebut, Kamis, 4 Juni 2020.
Biaya jalan tol tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri PUPR Nomor 534/KPTS/M/2020 tentang Penetapan Golongan Kendaraan Bermotor dan Besaran Tarif Tol pada Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi 2, 3 dan 4 (Samboja-Simpang Pasir dan Jembatan Mahkota II) tertanggal 29 Mei 2020. “Jika boleh, isi kartu akses tol dengan saldo maksimal karena tarif tol agak lumayan, biar tak ada kendala saat lewat nanti,” sarannya.
Mengenai detail tarif, sesuai putusan menteri PUPR, untuk kendaraan golongan I misalnya, sedan, jip, pikap, dan bus dari Samboja menuju Simpang Pasir, dikenakan biaya Rp75,5 ribu. Sementara dari simpang Jembatan Mahkota II dikenakan Rp83,5 ribu. Pun demikian dengan arah sebaliknya. Selanjutnya, jenis kendaraan golongan II dan III seperti truk dengan 2 dan 3 gandar (poros besi penghubung roda-roda) dari Samboja menuju Simpang Pasir dikenakan biaya Rp113 ribu. Lalu simpang Jembatan Mahkota II Rp125,5 ribu. Begitu juga rute sebaliknya.
Terakhir, kendaraan golongan IV dan V, yakni truk dengan 4 dan 5 gandar atau lebih dari arah Samboja menuju Simpang Pasir makan biaya tol sebesar Rp151 ribu dan simpang Jembatan Mahkota II Rp167,5 ribu. Pun demikian arah sebaliknya.
Siapkan Saldo Cukup
“Untuk mengisi saldo e-toll bisa di mana saja. Biasanya toko kelontong modern, jika tak sempat kami juga menyediakan top-up untuk sementara. Sedia payung sebelum hujan lah,” sebutnya.
Lantaran masih ada waktu, Ronny kembali menegaskan agar warga yang biasa menggunakan jalur tol Balsam selama enam bulan ini agar segera mengisi saldo. Jika tidak ada konsekuensinya.
“Kalau enggak ada kartu (e-toll) kami suruh mundur, jadi segera disiapkan,” tutupnya. (*)