HeadlineSorotan

Sempat Diprotes Istri Kadrie Oening, Nama Hotel Mesra Ternyata Singkatan Mesjid Raya

Hotel Mesra bukanlah aset yang direncanakan sejak lama. Idenya datang begitu saja setelah bank menolak memberi kredit hotel-hotel di Samarinda.

Samarinda, intuisi.co – Makin tahun, makin banyak hotel mewah berdiri di Samarinda. Tapi Mesra Business & Resort Hotel, atau karib disebut Hotel Mesra, terus mempertahankan eksistensi sejak berdiri 26 Juni 1976. Namun, tahukah Anda jika hotel bintang lima tersebut lahir dari ide spontan?

Fakta tersebut diungkapkan sang pemilik, Rusli Masroen, saat meresmikan jembatan gantung sebagai fasilitas baru hotel tersebut, akhir Januari 2020. Dalam sambutannya, ia menyebutkan bahwa hotel tersebut merupakan kontribusinya untuk Samarinda sebagai tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) 1976.

Tahun itu, Kota Tepian bersiap menyambut banyak tamu nasional. Bahkan mengemuka membawa kapal-kapal haji sandar di Tepian Mahakam, menjadi tempat menginap para tamu. Rancangan sekaligus pemetaan kamar di tiap-tiap kapal juga telah disiapkan.

Kala itu, Rusli Masroen menjabat ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim. Ia melihat rencana mendatangkan kapal haji sebagai pemborosan. Memakan ongkos mahal untuk membawanya menepi di Sungai Mahakam, terlebih dengan ukurannya yang begitu besar. “Jadi saya sampaikan, kenapa tidak upgrade saja hotel-hotel yang ada. Biar saya yang tanggung jawab sebagai ketua Kadin,” sebut Rusli.

Ide tersebut diterima Abdoel Wahab Sjachranie, gubernur Kaltim saat itu. Lalu dikumpulkan para pengusaha hotel, beserta bank-bank. Bermaksud menjembatani hotel-hotel di Kota Tepian, mendapat kredit dari bank untuk ditingkatkan kualitas dan jumlah kamarnya. Sayangnya, dari sekian hotel yang dikumpulkan, tak satupun memenuhi syarat mendapat kredit.

“Akhirnya yang saya usulkan gagal. Sayapun malu sebagai pengusul program yang sebenarnya sederhana malah tak terlaksana,” kenangnya.

Rusli tak kehabisan akal. Sebagai alternatif, tempat tinggalnya yang semula berkapasitas enam kamar, disulap jadi 18 kamar. Difungsikan menjadi hotel yang buka tahun itu juga. Di kamar-kamar itulah para dewan hakim MTQ tahun tersebut menginap. “Akhirnya berhasil dan berjalan sukses saat itu. Disitulah momen hotel ini berdiri.”

rusli masroen
Rusli Masroen didampingi cucunya yang juga General Manager Mesra Business & Resort Hotel, Savena Adelyn Firnanda. (bobby lolowang/intuisi.co)

Penamaan Mesra

Meski demikian, perjalanan awal hotel ini rupanya tak mulus begitu saja. Malah sempat memicu gejolak. Terutama dari kalangan ibu-ibu. Bahkan pertanyaan turut datang dari Siti Aminah, istri Kadrie Oening yang merupakan wali kota Samarinda saat itu.

“Ibu-ibu datang khusus tanya, kenapa namanya Hotel Mesra. Bahkan Bu Kadrie Oening, bilang: ‘seperti tak ada nama lain saja’. Saya pun memutuskan membuat dialog dengan ibu-ibu tersebut,” tutur Rusli.

Dalam dialog itu, Rusli akhirnya membeberkan mengapa kata “mesra” diangkat sebagai nama hotel yang ia dirikan. Rupanya, kata tersebut memang biasa dipakai dalam keluarganya. Misalnya saat membuat roti. Agar roti jadi dengan baik, harus diolah dengan penuh mesra. Dalam kehidupan sehari-hari, mesra juga menggambarkan hubungan yang baik antar sesama. Narasi kebaikan itulah yang coba diangkat dengan penamaan “Mesra” untuk hotel di Jalan Pahlawan Nomor 1 Samarinda itu.

Dengan kesimpulan tersebut, rasa penasaran dalam dialog itu akhirnya terjawab. Namun, Rusli kembali mengungkap alasan kuat di balik keputusan menggunakan nama Mesra. Yang rupanya diambil dari akronim atau singkatan Mesjid (bahasa tutur dari masjid, Red) Raya. “Dulu, (mal) Mesra Indah itu nama jalannya Mesjid Raya. Singkatannya Mesra,” ungkap Rusli.

“Jadi bukan seperti yang dibayangkan oleh Almarhumah Ibu Kadrie. Buat saya, Mesra itu memang maksudnya Mesjid Raya.  Yang mana berdirinya dimovitasi oleh dua hal. Yaitu MTQ dan Mesjid Raya. Maka tak heran sejak didirikan dari tahun 1976 sampai sekarang, bisa tetap survive,” urainya.

Tahun ke tahun, oleh sang anak, Yusi Ananda, kata mesra juga diterjemahkan sebagai mesti ramai.

Benar saja, Hotel Mesra berhasil terus eksis hingga kini. “Yang perlu diingat, adalah jangan ragu menghadapi situasi. Rezeki urusan Tuhan. Hotel ini sejak awal didirikan dengan niat tujuan baik dan keperluan mendesak. Hingga akhirnya dari 18 kamar, sudah 300 lebih,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.