HeadlineNasional

BNPB Minta Warga Kian Siaga, Bencana Sudah Menelan Nyawa

Bencana alam terjadi di sejumlah daerah Indonesia. Dari banjir bandang hingga tanah longsor. BNPB beri peringatan waspada

Jakarta, intuisi.co-BNPB atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan petaka yang terjadi dalam sepekan terakhir. Tercatat ada puluhan bencana alam. Mulai dari banjir hingga tanah longsor.

“Dalam satu minggu ada 76 kejadian bencana. Semuanya hidrometeorologi basah. Banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor,” ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari seperti dilansir dari Detik.com pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Lebih lanjut dia menguraikan 76 kejadian tersebut dimulai dari banjir sebanyak 36 kejadian, cuaca ekstrem 23 peristiwa dan tanah longsor ada 17 kasus. Bahkan petaka-petaka ini juga merenggut nyawa.

“Dari yang 76 kejadian ini, kita berduka ada 13 saudara kita yang meninggal dunia,” terangnya.

Abdul mengatakan jumlah tersebut lebih tinggi dari pekan kemarin. Dia berharap bencana alam seminggu ke depan tidak lagi memakan korban. Kasus yang merenggut nyawa ini setidaknya menjadi evaluasi bersama. Termasuk di kabupaten/kota lainnya di Indonesia agar selalu waspada.

“Kami benar-benar mengimbau BPBD provinsi kabupaten/kota untuk siaga satu,” imbuhnya lagi.

Terpisah, Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, Dr Muhammad Anggri Setiawan mengatakan, tinggi curah hujan ini patut diwaspadai dengan serius. Untuk menghindari jatuh korban jiwa akibat bencana banjir dan longsor di semua wilayah Indonesia.

“Ada kemungkinan periode ini kita mengalami triple dip La Nina. Sudah dimulai sejak 2020 dan pada 2022 ini. Musim hujan cenderung lebih awal,” tuturnya seperti dilansir dari Republika.

Baca juga:  Dianggap Tak Laik Pakai, Sarana BPBD Kukar Dalam Sorotan

BNPB Minta BPBD Daerah Waspada

Ia menekankan, bencana merupakan tanggung jawab semua pihak. Seluruh satuan kerja pemda yang dikoordinasi oleh BPBD harus mengaktifkan rencana kontingensi yang sudah disusun, khususnya untuk tahapan situasi siaga dan tanggap darurat. Situasi ini menjadi tanggung bersama.

“Saatnya saling mengingatkan dan mengaktifkan semua komponen tersebut. Jangan sampai menunggu korban,” sebutnya.

Anggri menerangkan, bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir sudah seharusnya memiliki skenario terburuk dengan langkah kesiapsiagaan penyelamatan jiwa. Khususnya, keluarga yang rentan dengan upaya-upaya pengamanan dokumen.

“Selalu berkomunikasi dengan komunitas lingkungan sekitar dalam rangka pengurangan risiko,” pintanya.

Dia berpendapat, pengerukan sungai, pembersihan drainase jangan dilakukan dalam kondisi siaga darurat seperti sekarang ini. Sebab, debit aliran sungai sedang tinggi saat ini dan hujan intensitas tinggi bisa turun deras sewaktu-waktu. Pun demikian dengan petaka lainnya seperti bencana longsor yang bisa mengintai bagi penduduk yang tinggal di sekitar tebing.

“Untuk mencegah terjadinya korban, maka perlu ada edukasi, imbauan dan deteksi dini,” pungkasnya. (*)

 

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.