Kutai KartanegaraPariwaraPemkab Kukar

Bupati Edi Ikut Prosesi Sakral Merebahkan Tiang Ayu Erau Kukar

Merebahkan tiang ayu merupakan tahap sakral terakhir perhelatan Erau Adat Pelas Benua 2023. Bupati Edi ikut dalam kegiatan ini hingga tuntas.

banner diskominfo kukar

Tenggarong, intuisi.co-Ritual merebahkan tiang ayu dalam pagelaran adat Erau Kukar merupajan agenda sakral. Selalu dilakukan saat acara adat tersebut berakhir. Bupati Edi Damansyah pun turut dalam prosesi penting dalam kesultanan ini. Kegiatan ini sendiri berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.

“Merebahkan tiang ayu menjadi simbol seluruh rangkaian Erau Adat Pelas Benua 2023 berakhir,” ujar Bupati Kutai Kartanegara Edi Damanysah yang ikut menghadiri prosesi sakral itu pada Selasa, 3 Oktober 2023.

Merebahkan tiang ayu dilakukan oleh beberapa kerabat Keraton, dan diselenggarakan saat matahari mulai meninggi di ufuk timur, sekitar pukul 10.00 Wita.  Menjelang upacara, para pangkon laki atau abdi dalem pria dan pangkon bini atau abdi dalem wanita mulai duduk berjajar di sayap kanan dan sayap kiri Ruang Stinggil.

Di tengah ruangan, Sultan dan para kerabat Kesultanan berjajar menghadap ke Sangkoh Piatu atau tiang ayu. Dewa atau wanita pengabdi ritual dan belian atau pria pengabdi ritual duduk di sisi kanan dan kiri dari susunan tambak karang yang dilapisi selembar kasur kuning, tempat pembaringan Sangkoh Piatu.

Setelah sultan hadir di ruangan, ritual ini pun dimulai. Empat orang kerabat Kesultanan berjajar di sisi Sangkoh Piatu. Selanjutnya, Sangkoh Piatu digoyangkan sebanyak tiga kali, seperti menggoyangkan batang pohon untuk menumbangkannya.

Pesan dari Bupati Edi bagi Warga Kukar

Setelah itu, barulah Sangkoh Piatu direbahkan di atas kasur. Usai Sangkoh Piatu rebah, dewa melaksanakan ritual tepong tawar di sekeliling Sangkoh Piatu. Kemudian dewa melakukan besawai dan membawa tepong tawar ke hadapan Sultan.

Selanjutnya, dilakukan ritual tepong tawar kepada Sultan. Pada ritual ini, air tepong tawar diusapkan pada punggung tangan, dahi, kepala, lutut, dan betis Sultan. Sultan kemudian mengusapkan air kembang ke kedua kelopak matanya, menyapu wajah dan kepalanya. Ritual yang sama dilakukan kepada Putra Mahkota, kerabat-kerabat Kesultanan, serta tamu kehormatan. Ritual ini secara simbolis menutup perayaan Erau.

Selepas prosesi merebahkan Tiang Ayu, segenap dewa, belian, serta para pangkon memberikan selamat dan sembah hormat kepada Sultan dan Putra Mahkota atas terlaksananya Erau. Perayaan ritual berusia sekitar 700 tahun ini pun berakhir dengan rasa syukur setelah berlangsung kurang lebih selama 14 hari. Bupati Kukar Edi Damansyah, menyampaikan bahwa perayaan Erau Adat Pelas Benua tahun 2023 telah berjalan dengan lancar dan sukses.

“Saya menggarisbawahi pentingnya melakukan evaluasi program secara terus-menerus untuk memastikan bahwa acara seperti Kukar Idaman,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan harapannya bahwa tradisi seni budaya dari kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura akan terus dijaga dan dilestarikan dengan baik. Edi menegaskan bahwa kesuksesan perayaan Erau Adat Pelas Benua tahun ini memberikan keyakinan bahwa acara serupa harus terus dilaksanakan dalam tahun-tahun mendatang.

“Partisipasi aktif kita semua dalam melestarikan budaya dan seni tradisional sebagai aset berharga bagi Kutai Kartanegara sangat diperlukan,” kata Edi Damansyah.

Terutama, kata dia, yang berkaitan dengan kegiatan budaya dan festival, dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal. Dengan semangat untuk merawat dan mempromosikan warisan budaya ini.

“Diharapkan masyarakat akan terus mendukung upaya untuk menjaga tradisi seni dan budaya yang kaya di daerah ini,” tandasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.