Bupati Edi Sarankan Umat Hindu Gelar Melasti di Pulau Kumala
Bupati Edi Damansyah meminta agar umat Hindu di Kukar dan Samarinda mengadakan perayaan Melasti di Pulau Kumala.
Tenggarong, intuisi.co– Ratusan warga Hindu di Samarinda dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mengikuti Upacara Melasti pada Ahad, 19 Maret 2023. Sejak pagi, umat Hindu mengusung pratima, barong, rangda, kober, dan upakara yang memenuh tepian sungai mahakam, tepatnya di depan Museum Mulawarman.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Timur, I Made Subamia menyebut, Melasti merupakan rangkaian hari suci Nyepi. Sebelum merayakan agenda tersebut, umat Hindu harus melaksanakan penyucian diri dengan sarana mengambil tirta kamandalu.
“Untuk membersihkan alam dan diri kita sendiri sebelum melakukan Nyepi,” ujarnya kepada kontributor intuisi.co usai kegiatan.
Made Subiama mengungkapkan, upacara Melasti di Kukar ialah kali pertama dilaksanakan. Bagi dia, kabupaten ini memiliki histori sejarah bagi umat Hindu. Sejarah tersebut tentu berkaitan dengan kerajaan Hindu tertua di nusantara, yakni Kerajaan Kutai.
“Dengan akan datangnya hari Suci Nyepi berharap kesejahteraan dan keselamatan bersama tetap terwujud,” imbuhnya.
“Kegiatan melasti biasanya dilakukan di Samarinda. Ini pertama kali di Kukar, karena punya sejarah kuat untuk umat hindu Kaltim,” sambungnya.
Senada, Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengungkapkan upacara Melasti yang digelar di Kota Raja memiliki nuansa berbeda. Karenanya, dia ingin agenda khusus itu bisa dikemas apik. Sehingga, Kutai Kartanegara bisa dikenal melalui destinasi wisata religi.
“Pemkab Kukar mendukung dan menyarankan agar upacara melasti selanjutnya bisa dilakukan di Pulau Kumala Tenggarong,” katanya.
Perayaan Melasti Bisa Menjadi Ikon Wisata Kukar
Selain bisa memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang sama dalam menjalankan ibadah umat lain, kata dia, dampak lain yang bisa didapat dari pelaksanaan Melasti di Pulau Kumala ialah meningkatkan perkembangan destinasi wisata.
“Kukar keunggulannya wisata religi, saya harap ini bisa dijaga karena merupakan aset yang sangat penting,” terangnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah menyerahkan bantuan senilai Rp230 juta untuk rehabilitasi rumah ibadah. Salah satunya diberikan kepada Pura Pasupati Parisada Hindu Dharma Indonesi (PHDI) yang berada di Desa Karta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang.
Bantuan rehabilitasi rumah ibadah Pura Pasupati PHDI tersebut merupakan salah satu bagian dari program Pemkab Kutai Kartanegara yang masuk dalam RPJMD. Edi menerangkan, program revitalisasi ini juga merupakan bentuk kehadiran pemerintah terhadap umat-umat yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Umat agama apapun, keyakinan apapun, kami memastikan kami hadir,” kata Edi Damansyah.
Sebagian besar penduduk di Desa Kerta Buana berasal dari Pulau Bali sebagai pemeluk agama Hindu. Namun, mereka telah berdomisili dan tercatat sebagai warga Kutai Kartanegara. Untuk itu, Edi berpesan kepada masyarakat Desa Kerta Buana yang berasal dari Pulau Bali agar senantiasa melestarikan seni dan budayanya.
“Pertahankan ini dengan baik,” tegasnya.
Dia menambahkan, pembinaan budaya ini bisa terfasilitasi dengan baik, melalui program Kukar Idaman 2021-2026. Edi Damansyah juga berharap bantuan revitalisasi rumah ibadah Pura Pasupati dapat terjaga dan dikelola sebaik-baiknya. “Sehingga, manfaatnya bisa terus dirasakan bagi umat Hindu,” pungkasnya. (*)