HeadlineSorotan

Canggihnya PCR Baru di Labkesda Kaltim, Hampir Rp1 Miliar, Bisa 100 Sampel Sekali Jalan

PCR baru Labkesda Kaltim hampir Rp1 miliar harganya. Lebih canggih. Memeriksa lebih banyak ketimbang dua pendahulunya di Bumi Etam.

Samarinda, intuisi.co – Kaltim akhirnya bisa mendiagnosis covid-19 lebih cepat. Sudah tiga alat polymerase chain reaction (PCR) dimiliki. Dua di Samarinda, satu Balikpapan. Tambahan terakhir berada di Labkesda Kaltim.

Dengan kehadiran tiga perangkat canggih ini, diagnosis virus corona di Benua Etam bakal lebih cepat dari sebelumnya. “Alhamdulillah, bisa berfungsi hari ini. Tak perlu lagi kirim ke Jakarta atau Surabaya,” ucap Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, setelah meresmikan ruangan PCR di UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kaltim, Selasa pagi, 2 Juni 2020.

Hingga saat ini terdapat 296 kasus positif covid-19 di Kaltim. Serta 608 hasil negatif lainnya. Sedangkan masih menunggu tes laboratorium ada 289. Jumlah antrean yang masih ratusan, disebabkan kemampuan pemeriksaan yang terbatas.

Kehadiran PCR baru tersebut, memungkinkan pemeriksaan sampel swab terjawab jauh lebih cepat ketimbang sebelumnya. Memudahkan analisis serta pelacakan sebaran pandemi covid-19 di daerah. Bahkan setelah wabah virus corona berakhir, laboratorium ini juga bisa digunakan pengujian kasus lain, malaria misalnya. “Harga alat ini nyaris satu miliar (rupiah). Jadi harus dirawat dengan baik,” tegas Hadi.

Bisa 100 Sampel Sekali Jalan

Kepala UPTD Labkesda Kaltim, Agus Joko Praptomo, menyatakan bahwa PCR ini mampu memeriksa 96 sekali beroperasi. Namun jumlah itu harus dikurangi 4 untuk kontrol, menghindari hasil positif dan negatif palsu. Sekali penggunaan memakan waktu tiga jam. Bila menerima banyak sampel maka laboratorium bisa bekerja dari pagi hingga petang atau malam.

“Kalau sampel hanya 100 aja, bisa sekali atau dua kali pemeriksaan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan kawan-kawan di lab, Sabtu tetap masuk seperti biasa agar tracing virus jauh lebih cepat,” katanya.

PCR di Labkesda Kaltim cukup spesial. Menggunakan sistem open reagent. Saat cairan habis, masih bisa menggunakan bahan pereaksi kimia yang lain. Berbeda dengan kepunyaan RSUD Abdul Wahab Sjahranie atau RS Pertamina.

“Kami menerima sampel dari surveilans seluruh Kaltim termasuk mandiri jika diperlukan, hari ini kami baru terima 63 sampel dari Bontang, Kutai Timur dan Bontang,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.