HeadlineSorotan

Cari Makan di Kebun Warga, Habitat Orangutan Makin Terdesak di Bontang Lestari

Orangutan merupakan satwa yang enggan meninggalkan hutan. Kecuali kehabisan sumber makanan. Seperti terjadi di Bontang Lestari.

Samarinda, intuisi.co – Deforestasi atau pengawahutanan sudah berlangsung lama di Kaltim. Memberi dampak ke banyak hal. Salah satunya pelestarian satwa. Habitat orangutan menjadi yang paling terganggu.

Lahan mencari makan bagi primata tersebut berkurang. Hingga akhirnya nekat memakan hasil kebun warga. Seperti terjadi di kawasan Kelurahan Bontang Lestari, Bontang, Kaltim, pada Jumat, 29 Mei 2020. “Dilihat selama ini di lapangan, habitat terancam karena pembukaan lahan. Baik itu warga maupun perusahaan. Pakan berkurang. Orangutan mencari di tempat lain,” ucap Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Ridho, dikonfirmasi Selasa pagi, 1 Juni 2020.

Orangutan itupun diamankan dan diketahui berjenis kelamin jantan. Beratnya 70 kilogram. Di kawasan tersebut, areal hutan tersisa hanya 10—15 hektare. Sebagian beralih menjadi kebun warga. “Itu tak cukup buat orangutan. Makanya dia masuk ke kebun warga. Makan pepaya, sawit, hingga pucuk kelapa,” terangnya.

Orangutan dan manusia sebenarnya bisa berdampingan. Namun pakan dari mamalia tersebut mesti tercukupi. Secara natural, orangutan justru tak suka keluar dari hutan kecuali terpaksa mencari makan.

Di Bontang Lestari, kejadian begini bukanlah yang pertama pada 2020 ini. Sudah tiga kali laporan diterima dari kelurahan tersebut. Pada peristiwa pertama dan kedua, BKSDA Kaltim gagal mengevakuasi. Kehilangan jejak dan lambat dilaporkan.

“Yang ketiga ini baru berhasil. Banyak yang belum tahu jika BKSDA Kaltim berurusan juga dengan satwa liar,” imbuhnya.

Evakuasi orangutan saat itu tak terlalu sukar. Laporan warga hanya berselang hitungan jam. Penelusuran jejak jadi lebih mudah. Lima orang yang mengamankan. Satu polisi hutan, tiga teknisi BKSDA Kaltim. Ada lagi satu dokter hewan.

Satwa tersebut diamankan dengan tembakan bius. Dari usulan petugas medis, orangutan akhirnya dilepasliarkan. Menghindari hal-hal yang tak diinginkan. “Kami lepasliarkan ke Taman Nasional Kutai di Jalan Poros Bontang–Sangatta, Kutai Timur. Pantauan terakhir orangutannya betah. Kalau tidak, hanya sehari akan keluar dari sana,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.