Dari Bercocok Tanam Hingga Meledakkan Diri, Ini Fakta Menarik dari Semut
Semut merupakan serangga purba yang sudah berevolusi, meski tubuhnya kecil namun semut punya segudang keunikan yang jarang diketahui
Intuisi.co-Semut bisa kamu temukan di mana saja. Wajar demikian, serangga dengan nama ilmiah formicidae ini punya 15 ribu spesies. Bahkan peneliti Dlussky GM dan kawan-kawannya sudah membuktikan itu. Hasilnya lewat jurnal The first Late Cretaceous ants (Hymenoptera: Formicidae) from southern Africa, with comments on the origin of the Myrmicinae pada tahun 2000 diketahui, populasi semut ada di seluruh dunia kecuali kutub. Ukurannya beragam mulai dari 2 hingga 25 milimeter. Warnanya kuning, coklat, merah, atau hitam. Walau kecil, serangga purba ini punya kemampuan luar biasa, lho!
Semut bisa bercocok tanam, dalam artikel yang diterbitkan laman newscientist, terdapat fakta yang bikin terkejut, disebut jika semut lebih dulu menanam dari manusia. Itu terjadi tiga juta tahun lalu, sementara manusia mulai bercocok tanam 10 ribu tahun silam. Dalam artikel itu juga dijelaskan bila, semut-semut di Kepulauan Fiji, Philidris nagasau, menanam benih dari buah squamellaria. Nantinya, biji buah itu akan ditanam dan selanjutnya semut menunggu hingga pohon kembali berbuah.
Penelitian dari Guillaume Chomicki bersama rekan-rekannya dari Universitas Munich, Jerman menemukan fakta bila setiap koloni semut menanam puluhan benih tanaman squamellaria secara bersamaan di lokasi yang berdekatan. Pada tahap selanjutnya tanaman itu akan terhubung membentang di atas sarang sebagai sumber makanan.
Bisa menanam benih sendiri demi koloni
Simon Robson dari Universitas James Cook, Australia mendapati perilaku senada dengan semut-semut di Negeri Kanguru. Jenis buahnya pun sama, squamellaria. Wajar saja, hipotesis paling sederhana, Kepulauan Fiji dan Australia jaraknya hanya 4.635 kilometer (km) dengan kata lain, sangat dekat, bisa ditempuh empat jam perjalanan dengan pesawat. Jauh dari Australia, di Florida, AS, juga ditemukan perilaku yang mirip dengan Philidris nagasau.
Semut itu bernama Pogonomyrmex badius. Serangga itu diketahui menanam benih yang kemudian berkecambah lalu memanennya Simon Robson dari Universitas James Cook, Australia
Demi mencukupi pasokan makanan koloni, para semut biasanya berkeliling mencari makanan. Dalam pencarian itu terkadang perjalanan jauh ditempuh demi makanan. Nah, biar enggak sesat, setiap misi semut selalu meninggalkan feromon, senyawa kimia yang bisa meninggalkan aroma khas. Dari penelitian perilaku semut oleh Profesor Deborah M Gordon asal Stanford University, Amerika Serikat (AS) ditemukan fakta bahwa semut punya ingatan kuat. Penjelasan itu tertuang dalam bukunya Ant Encounters: Interaction Networks and Colony Behavior terbitan 2010. Dijelaskan bahwa koloni semut merah dari Gurun Sahara akan tahu lokasi sumber makanan, pohon misalnya, walaupun sudah bertahun-tahun.
Punya konsep meledakkan diri
Mempertahankan koloni merupakan tugas penting bagi semut, selain mengumpulkan makanan. Dalam laman cosmosmagazine disebutkan jika para ilmuwan telah menemukan spesies baru semut yang punya mekanisme pertahanan tingkat tinggi, ketika koloni terancam serangga tersebut bisa meledak, menutupi penyusup dengan cairan beracun yang lengket. Namanya, Colobopsis explodens alias Yellow Goo. Sebagian semut meledak hidup di belantara hutan Asia Tenggara dan pertama kali tercatat pada 1916. Pada 2014 lalu, penelitian mengenai semut ini dilakukan. Laporan Alexey Kopchinskiy dari Universitas Teknologi Wina di Austria dan Alice Laciny dari Museum Sejarah Alam Wina menyebutkan, tidak setiap anggota spesies punya kemampuan meledakkan diri. Perilaku tersebut terbatas kepada satu kasta tunggal, semut pekerja kecil. Di antara semua serangga, bisa dikatakan semut lah paling cerdas sebab otaknya paling besar terdiri dari 250.000 sel otak. Jika melihat perilaku dan kemampuannya, mulai dari mekanisme pertahanan dan bercocok tanam, maka semut bisa disebut hewan cerdas. (*)
