Kisah Aulia yang Menang PSU Kukar, dari Medis ke Meja Bupati

intuisi

27 Apr 2025 21:01 WITA

Potret dr Aulia Rahman pemenang PSU Pilkada Kukar. (kontributor intuisi.co)

Samarinda, intuisi.co-Aulia Rahman Basri resmi memenangkan Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kukar bersama wakilnya Rendi Solihin. Dalam rapat pleno rekapitulasi yang digelar pada Kamis malam (24/4/2025), hasil akhir PSU menunjukkan kemenangan telak bagi pasangan nomor urut 01, Aulia-Rendi, dengan raihan 209.905 suara sah. 

Kedua pemimpin muda ini bakal menduduki posisi bupati dan wakil bupati Kutai Kartanegara untuk lima tahun ke depan yakni 2024-2029. Lantas siapa sebenarnya Aulia Rahman ini? 

Sejatinya, dr Aulia bukan sembarang figur, dia adalah putra asli Kota Bangun yang lahir pada 23 Agustus 1985. Dia dibesarkan di antara aroma tanah kelahiran dan semangat masyarakat lokal.

Kisah Aulia dimulai seperti masyarakat Kutai pada umumnya yang hidup di sepanjang aliran Sungai Mahakam. Alam kawasan dataran rendah khas Kalimantan menjadi saksi masa kecilnya.

Dia menapaki pendidikan dasar di SDN 003 Kota Bangun, lalu melangkah ke SLTP Negeri 1 di kampung halamannya, hingga akhirnya melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 8 Samarinda.

Tapi, panggilan sejatinya baru terungkap saat ia memilih dunia kesehatan sebagai jalan hidup. Berbekal semangat baja, Aulia menembus Universitas Hasanuddin, meraih gelar dokter, dan kemudian melengkapinya dengan Magister Kesehatan.

“Sebagai putra asli Kota Bangun, mimpi saya adalah menjadikan Kukar lebih baik. Saya berkuliah jauh dari kampung halaman untuk bisa berkontribusi lebih besar bagi Kabupaten Kutai Kartanegara,” kata Aulia kepada sejumlah media.

Titik Balik Dokter Aulia

Aulia bukan tipe yang puas hanya dengan titel. Ia pulang ke Kota Bangun, kampung kelahirannya dan memimpin RSUD Dayaku Raja dengan posisi direktur.

Di sini, ia tak hanya menyembuhkan pasien, tapi juga membuktikan bahwa pelayanan kesehatan berkualitas bisa hadir di pelosok Kukar. Tentu pengabdian itu sebagai bagian dari janjinya saat mulai menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Tahun 2023 menjadi titik balik. Aulia terpilih sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kukar, menunjukkan kepiawaiannya memajukan ekonomi daerah. Tak berhenti di situ, ia juga merangkul dunia politik sebagai wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan DPC PDI Perjuangan Kukar.

Nama Aulia benar-benar melejit jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kukar paska putusan Mahkamah Konstitusi. Berduet dengan Rendi Solihin, Wakil Bupati Kukar saat ini, ia muncul sebagai kandidat yang tak bisa dianggap remeh.

Kisah itu menjadi pembuka perjalanan hidupnya, dari seorang dokter muda lulusan S1 dan S2 Fakultas Kedokteran Unhas, hingga akhirnya terpilih sebagai Bupati Kutai Kartanegara dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024.

Di balik pencapaiannya, Aulia mengaku perjalanan itu penuh keberuntungan sekaligus perjuangan. Setelah lulus, ia mendaftar menjadi ASN dokter di Pemkab Kukar, saat itu hanya delapan orang mendaftar untuk sepuluh posisi yang tersedia. “Sudah pasti diterima,” ujarnya, disambut tawa kecil dari peserta.

Sebagai kepala Puskesmas, lalu Direktur RSUD Dayaku Raja, Aulia menghadapi kenyataan pahit betapa minimnya layanan kesehatan di daerah. Ia tak menyerah. 

Dengan inisiatif pribadi dan dukungan almamater, ia berhasil mendatangkan tujuh dokter spesialis dari Unhas—sesuatu yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah universitas tersebut. “Baru kali itu Unhas mengirimkan tim lengkap untuk satu daerah,” ungkapnya.

Tak hanya mengisi tenaga medis, alumni Unhas turut membantu merancang ulang rumah sakit, mulai dari struktur pelayanan hingga desain ruang. Upaya ini menjadi fondasi bagi perbaikan layanan kesehatan di Kukar.

Mundur dari ASN Menuju Dunia Usaha

Pada 2020, Aulia mengambil keputusan berani: mengundurkan diri sebagai ASN untuk menekuni dunia usaha. Namun, darah pengabdiannya memanggil kembali. 

Terpilihnya ia sebagai bupati membuktikan bahwa kontribusi nyata di lapangan tak pernah sia-sia. “Unhas adalah rumah kami. Tempat kami selalu kembali ketika butuh mengisi ulang semangat,” ucapnya dengan suara bergetar.

Kebanggaan atas pencapaiannya disampaikan langsung oleh Ketua IKA Unhas Kaltim, Isradi Zainal. “Kami sangat bangga, akhirnya ada juga Bupati Kutai yang lahir dari Unhas, baik S1 maupun S2,” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua IKA Unhas Balikpapan, Wahyullah Bandung, menilai kiprah Aulia sudah sering menjadi buah bibir. “Banyak cerita tentang dr Aulia, dari kepala Puskesmas, kepala rumah sakit, hingga kini memimpin daerah,” katanya.

Berbagai pesan dan harapan turut mengalir dalam acara itu. Fahruddin, alumni Unhas 1979 sekaligus ahli tata kota, menekankan pentingnya membangun Kukar dengan pendekatan berbasis potensi lokal. “Kukar memiliki sungai-sungai yang tak dimiliki daerah lain. Potensi ini harus dikembangkan, bukan dengan mengejar kemewahan, tapi mengangkat apa yang sudah ada,” pesannya.

dr Abdi Lawang, alumni angkatan 1969, berpesan agar kekuatan Kukar ke depan tak hanya diukur dari kehebatan proyek fisik, tetapi dari kenyamanan hidup warganya. Ia juga berharap Aulia bisa membawa perubahan sistemik di pusat pemerintahan daerah.

Menutup sesi, Aulia menyampaikan ajakan penuh harap kepada para seniornya. “Kami ini adik-adik yang masih butuh nasihat. Kami terbuka menerima siapa pun alumni Unhas yang ingin datang ke Kukar, melihat, dan mendampingi kami,” ujarnya.

Suasana penuh keakraban itu menjadi saksi bahwa meski berjarak waktu dan medan, Unhas tetap menjadi rumah yang mengikat rasa, membangun semangat, dan membentuk generasi penerus yang siap mengabdi untuk daerah dan bangsa. (*)

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!