Desa Baru, Harapan Baru: Pemekaran Mangkurawang Darat Masuki Babak Penting
Hamparan luas Mangkurawang Darat menyimpan harapan baru. Pemekaran desa ini jadi kunci layanan publik dan pembangunan lebih baik.
Tenggarong, intuisi.co – Saat mentari pagi menembus celah dedaunan di Desa Mangkurawang Darat, Kecamatan Tenggarong, suara langkah kaki Sukono, Camat Tenggarong, menyusuri jalan desa yang penuh tantangan—simbol dari harapan baru bagi ribuan penduduk yang menanti perubahan. Dengan jumlah penduduk yang kini melebihi 15.000 jiwa, desa ini menghadapi tantangan besar: pelayanan publik yang lamban, pembangunan yang terseok-seok, dan potensi lokal yang belum optimal. Namun, asa itu kini menguat seiring dengan perjalanan pemekaran desa yang memasuki babak baru.
Setelah resmi dimulai pada awal 2023, pemekaran Desa Mangkurawang Darat terus melaju. “Kami sudah menyelesaikan sebagian besar dokumen administrasi dan kini menunggu pengesahan Perda oleh DPRD Kukar,” kata Sukono dengan nada optimis. Pengesahan ini menjadi kunci untuk melangkah ke tahapan berikutnya: pengajuan ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur hingga akhirnya ke Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Dengan wilayah yang luas dan penduduk tersebar di berbagai dusun, Desa Mangkurawang Darat kerap mengalami hambatan dalam memberikan pelayanan yang cepat dan merata. Warga di sudut-sudut desa sering kali harus menempuh jarak jauh hanya untuk mengurus dokumen atau mendapatkan pelayanan kesehatan. Pemekaran desa diharapkan mampu mengurai simpul persoalan ini. “Dengan wilayah yang lebih kecil, pelayanan bisa lebih fokus, pembangunan lebih terencana, dan masyarakat lebih mudah mengakses layanan,” jelas Sukono.
Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Pemerintah juga harus melakukan kajian mendalam, termasuk analisis demografi, potensi ekonomi, dan kesiapan infrastruktur. Semua langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemekaran benar-benar membawa dampak nyata bagi masyarakat, bukan sekadar membagi wilayah administratif.
Selain memperbaiki pelayanan, pemekaran ini dirancang untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan ekonomi lokal. Desa Mangkurawang Darat menyimpan kekayaan alam yang melimpah, namun pengelolaannya selama ini kurang maksimal. Dengan adanya desa baru, pengelolaan potensi ini bisa lebih terarah, mulai dari sektor pertanian, perikanan, hingga pengembangan industri kreatif berbasis lokal.
Dukungan masyarakat menjadi energi pendorong. Banyak warga menyuarakan harapan mereka agar pemekaran ini segera terealisasi. “Kami ingin jalan-jalan diperbaiki, sekolah lebih dekat, dan pelayanan lebih mudah,” ungkap Suryati, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di dusun paling ujung desa.
Setelah Perda disahkan, proses pemetaan wilayah dan penentuan batas desa akan dimulai. Pemerintah juga merencanakan sosialisasi masif kepada masyarakat agar mereka memahami dampak dan manfaat pemekaran. “Kami ingin masyarakat aktif terlibat dalam proses ini, karena pemekaran ini adalah untuk mereka,” kata Sukono.
Dengan target selesai pada 2025, pemekaran ini tidak hanya menjadi harapan baru bagi Desa Mangkurawang Darat tetapi juga model inspiratif bagi pemekaran desa lainnya di Kutai Kartanegara. “Kami ingin desa ini menjadi contoh sukses pemekaran yang mampu mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Sukono dengan optimisme.
Di bawah langit biru Kalimantan, Desa Mangkurawang Darat melangkah dengan semangat baru, meretas jalan menuju masa depan yang lebih baik. Bagi mereka, pemekaran ini bukan hanya tentang membagi wilayah, melainkan membuka pintu perubahan yang sejati. (adv)