Destana, Upaya Masyarakat Kaltim Tangguh Hadapi Bencana
Destana, Desa Tangguh Bencana, adalah desa yang siap mengantisipasi, mengurangi risiko, menangani, dan pulih dari bencana.
Samarinda, intuisi.co – Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan salah satu provinsi yang rentan terhadap bencana. Berdasarkan Peta Indeks Risiko Bencana Provinsi Tahun 2019, Kaltim masuk dalam 20 provinsi dengan tingkat risiko bencana tinggi. Dari 13 potensi bencana yang ada di Kaltim, empat di antaranya menjadi prioritas, yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla), banjir, longsor, dan cuaca ekstrem.
Untuk mengurangi dampak bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim mengambil langkah strategis dengan melibatkan masyarakat. Caranya adalah dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di setiap desa yang berpotensi menghadapi bencana. Destana adalah desa yang memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengurangi risiko, menangani, dan pulih dari bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kaltim Agus Tianur melalui Perencana Mitigasi dan Adaptasi Ivan Ramdhany mengatakan, Destana sangat dibutuhkan dalam respon cepat penanganan kedaruratan bencana. “Karena 10 kabupaten/kota rawan semua. Bahkan ada 1 desa berpotensi berhadapan dengan 3-4 kerawanan bencana,” ungkap Ivan.
Ivan menambahkan, idealnya seluruh desa di Kaltim telah berstatus Destana, meskipun di kelurahan tersebut tidak memiliki titik kerawanan bencana. “Karena kebencanaan tidak hanya sekedar bencana alam saja. Bisa juga bencana sosial, seperti konflik, pandemi, atau kebakaran rumah,” jelasnya.
Untuk membentuk Destana, BPBD Kaltim telah mengalokasikan anggaran dari APBD Kaltim. Namun, Ivan mengakui, anggaran tersebut tidak cukup untuk membentuk Destana di seluruh desa di Kaltim. Oleh karena itu, ia berharap ada partisipasi dari pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat.
“Apalagi gubernur telah mengedarkan surat edaran kepada kabupaten/kota untuk melaksanakan SPM (standar pelayanan minimal). Salah satunya dengan cara membentuk Destana,” tegasnya.
Ivan berharap, dengan adanya Destana, masyarakat Kaltim dapat lebih tangguh dan mandiri dalam menghadapi bencana. “Destana bukan hanya sekedar program, tapi juga sebagai bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan dan sesama,” pungkasnya. (BPBDKaltim/Adv/Tya)