HeadlinePemkab Kukar

Punya Pesona Unik, Kerbau Rawa Potensi Destinasi Wisata Baru di Kukar

Lantaran keunikan habitatnya, kerbau kalang atau rawa bisa menjadi salah satu objek wisata baru di Kukar. Namun mewujudkan itu prosesnya panjang.

Tenggarong, intuisi.co-Lazimnya menggembalakan kerbau selalu di padang rumput nan luas, namun di Desa Melintang, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara, binatang memamah biak ini mencari makan di danau atau rawa dengan cara berenang. Persisnya Danau Melintang. Warga sekitar menyebutnya kerbau kalang.

“Kerbaunya memang berenang mencari makan. Enggak dilatih, sejak awal bisa berenang secara alami,” ujar Alkan, peternak kerbau kalang dari Desa Melintang kepada intuisi.co pada Selasa, 9 November 2021.

Lantaran hidup di sekitar danau, kandangnya pun demikian. Dibangun di atas permukaan air. Persisinya di sisi utara Danau Melintang. Ada tiang penyangga dan papan pijakan, sehingga kerbau-kerbau itu bisa rebah saat malam hari.

Kandang-kandang kerbau di atas air itu umumnya menggunakan kayu ulin yang sangat tahan air dan cuaca. Setiap kandang rata-rata berisi sekitar puluhan hingga ratusan kerbau berbagai usia.

Sesuai namanya, menggembalakan kerbau rawa atau kalang memang tak biasa. Para peternak harus menggunakan perahu, kemudian memandu kerbau menuruni kandang menuju danau.

“Menurunkan kerbau ke air adalah hal tersulit, sebab kerbau yang lapar ingin segera mencari makan. Makanya kami jaga jangan sampai ada kerbau yang mengamuk,” imbuhnya.

Saban pagi hari setidaknya ada puluhan ekor kerbau yang turun dari kandang. Namun khusus kerbau hamil dan anak kerbau biasanya akan tetap di kandang. dinas Para peternak selalu siaga di atas perahu biar kerbau tidak berenang menjauh, sambil menunggu kerbau lain turun ke air. Peternak akan mengumpulkan kerbau menjadi satu rombongan. Nantinya kerbau-kerbau ini akan digiring menuju sumber makanan. Lokasinya cukup jauh dan harus menyebrangi Danau Melintang. Selama perjalan, kerbau akan diawasi oleh peternak dari atas perahu kecil.

“Ada empat peternak dengan empat perahu yang menggembalakan kerbau. Kami mengatur posisi agar rombongan kerbau tidak terpisah,” jelasnya.

Kerbau kalang atau rawa saat dikawal peternak dengan perahu di Danau Melintang, Desa Melintang, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara. (dok intuisi media/istimewa)

Kerbau Rawa Kukar Sudah Diternak Sejak 1918

Sebagai informasi peternakan kerbau kalang di Desa Melintang sudah ada sejak 1918 silam. Pembelian kerbaunya pun unik, yakni barter beras dan tembakau karena uang belum menjadi alat tukar resmi ketika itu. Sejak kali pertama dibentuk, pengelolaannya turun-temurun. Setelah 103 tahun berlalu, kini sudah masuk generasi keempat. Total populasi kerbau kalang itu ada 500 ekor dan saban tahun bertambah. Karena dikembangbiakkan kemudian dijual, pembelinya tak hanya lokal tapi juga luar daerah, seperti Kalimantan Selatan. Harga satu ekor kerbau berkisar antara Rp10-17 juta.

“Penjualannya bakal meningkat pada Iduladha dan Maulid Nabi,” imbuhnya.

Dengan keunikannya ini, kerbau kalang di Desa Melintang bisa menjadi daya tarik pariwisata. Baik lokal, luar daerah hingga mancanegara. Kepala Dispar Kukar, Tauhid Aprilianur juga sepakat dengan hal tersebut. Dia menuturkan, kerbau kalang merupakan daya tarik spesial dari Danau Melintang dan populasinya sangat langka. Di Kaltim memang jarang peternak kerbau rawa.

“Promosi resmi memang belum ada, tapi di media sosial sudah viral,” kata Tauhid.

Dia menyatakan, pandemik Covid-19 memang menjadi kendala bagi Dispar Kukar untuk mempromosikan kerbau kalang di Desa Melintang. Meski demikian, pihaknya sudah memasukkan potensi tersebut ke dalam lis promosi sebagai tempat wisata baru. Jika sudah terkelola dengan baik, maka objek wisata kerbau rawa juga bisa membawa berkah bagi warga sekitar. Pun demikian dengan pemerintah. Ada lumbung Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru.

“Kalau wisata ramai kan warga sekitar juga bisa terdongkrak ekonominya. Nah, visi kami ke depan tempat ini (wisata kerbau kalang) bakal ramai,” tegasnya.

Infografis Spesialnya Kerbau Kalang dari Kukar (tim kreatif intuisi.co)

Hanya di Desa Melintang

Terpisah, Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kukar, Daeng Lompo mengatakan hal senada. Kerbau kalang bisa menjadi objek wisata baru di Kukar karena memang menarik. Pihaknya pun sudah memiliki koneksi di Desa Melintang dan salah satu anggota PUTRI Kukar sudah membangun cottage bagi para wisatawan.

“Dari Samarinda butuh waktu sekitar lima jam menuju Danau Melintang,” kata Daeng Lompo.

Menuju Desa Melintang, ada dua rute paling sering digunakan. Pertama melewati Kecamatan Kota Bangun. Dari Tenggarong, ibu kota Kukar, perlu waktu dua jam. Setelah itu naik perahu selama 2 jam menuju danau tersebut. Kedua melewati Kecamatan Muara Muntai. Dari Tenggarong menuju Muara Muntai membutuhkan waktu sekira tiga jam. Lantas stop di Desa Kuyung atau Oloy. Dari desa tersebut, lalu naik perahu ke kawasan Danau Melintang sekitar satu jam lebih. Bagi Daeng Lompo, kerbau kalang memang unik sehingga harus didukung dan dilestarikan oleh Pemkab Kukar.

“Di Kaltim pun jarang ada dan setahu saya hanya ada di Desa Melintang,” tuturnya.

Dia menambahkan, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mendukung objek wisata. Mulai dari akses hingga promosi, sehingga lapangan ekonomi warga sekitar bisa berputar. Dan akhirnya PAD juga bisa terdongkrak. Pihaknya sebagai salah satu organisasi pariwisata juga senantiasa mendukung.

“Kalau dibenahi dengan baik, siap pun pasti tertarik,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.