Samarinda, intuisi.co-Kiwari ini pemuda jarang mengetahui olahraga tradisional. Kendati demikian, Dispora Kaltim hendak memperkenalkan kembali ihwal terssebut melalui berbagai program inovatif. Dispora Kaltim berupaya menanamkan kecintaan terhadap olahraga tradisional yang mulai tergerus oleh perkembangan teknologi digital.
AA Bagus Saputra Sugiarta, Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, menegaskan bahwa olahraga tradisional tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga sarana melestarikan warisan budaya daerah.
Ia menyebutkan, pentingnya memberikan ruang bagi generasi muda untuk memahami dan mengapresiasi nilai-nilai tradisional melalui aktivitas olahraga.
“Olahraga tradisional seperti egrang, gobak sodor, dan tarik tambang memiliki filosofi mendalam tentang kerja sama dan kejujuran. Kami ingin generasi muda tidak melupakan akar budaya ini,” ujarnya pada Kamis (21/11/2024).
Dispora Kaltim menggalakkan pendekatan interaktif dengan mengadakan roadshow dan festival olahraga tradisional ke berbagai sekolah. Langkah ini bertujuan untuk mengenalkan kembali permainan tradisional secara menyenangkan dan relevan di tengah dominasi gadget dan media digital.
“Melalui festival dan sosialisasi, anak-anak tidak hanya bermain tetapi juga belajar nilai-nilai budaya yang terkandung dalam olahraga tradisional,” tambah Bagus.
Tak hanya itu, Dispora Kaltim juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk menyisipkan olahraga tradisional ke dalam kurikulum ekstrakurikuler di tingkat sekolah dasar dan menengah. Diharapkan, ini dapat menjadi medium pembelajaran yang efektif sekaligus menjaga eksistensi budaya lokal.
“Kami ingin olahraga tradisional tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga bagian dari pendidikan karakter. Ini adalah langkah strategis untuk menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah modernisasi,” jelasnya.
Dengan langkah-langkah ini, Dispora Kaltim optimis olahraga tradisional dapat menjadi sarana pembentukan karakter generasi muda yang tidak hanya kreatif dan aktif, tetapi juga memiliki rasa cinta terhadap budaya lokal. (adv)