Tenggarong, intuisi.co–Komisi Pemilihan Umum (KPU) berpacu dengan waktu untuk pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kukar pada Sabtu, 19 April 2025. Kendati demikian, pelaksanaan kenduri demokrasi harus bersinggungan dengan cuaca ekstrem mengintai wilayah hulu Kukar.
Situasi tersebut tentu bikin waswas mengingat luas wilayah Kukar 27 ribu kilometer persegi. Sejumlah kawasan pun ada yang masuk daerah terpencil. Dan sebanyak 552.469 pemilih tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) akan kembali dipanggil ke bilik suara pada akhir pekan ini.
“Kami targetkan 19 dari 20 kecamatan selesai didistribusikan besok. Hanya Kecamatan Tenggarong yang akan dikirimkan pada tanggal 17 April,” kata Ketua KPU Kukar, Rudi belum lama ini.
Rudi melanjutkan, proses distribusi PSU Pilkada Kukar 2024 sudah dimulai pada Rabu pagi, 16 April 2025 dengan pelepasan logistik dari Gudang R2 dan pemberangkatan resmi dari Kantor KPU Kukar. Distribusi diprioritaskan ke wilayah-wilayah terjauh dan terdalam seperti Tabang dan Kembang Janggut, yang dikenal memiliki akses jalan menantang, terutama di musim hujan seperti sekarang.
“Cuaca jadi perhatian utama kami. Wilayah ulu seperti Tabang dan sekitarnya mengalami banjir, dan itu berpotensi menghambat proses distribusi,” sebutnya.
Dia kembali menegaskan bila tantangan terbesar memang justru datang dari cuaca yang tak menentu. Hujan deras yang dalam beberapa pekan terakhir mengguyur Kukar, menyebabkan banjir di sejumlah wilayah hulu. Karena itu pihaknya mengggelar rapat koordinasi dengan Forkopimda, Panwascam, BPK, camat, dan jajaran terkait.
“Mudahan semuanya bisa terlaksana dengan baik,” tegasnya lagi.
Kata dia, PSU Pilkada Kukar ini akan menggunakan 1.447 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sama seperti pelaksanaan Pilkada sebelumnya, termasuk DPT yang tidak berubah. Pihaknya juga menggaransi distribusi logistik dilakukan dengan pengamanan maksimal. Armada truk tetap menjadi pilihan utama, dan setiap pergerakan akan dikawal oleh aparat kepolisian.
“Pengalaman pada pengiriman logistik Pilkada 27 November 2024 lalu tetap berjalan aman meski hujan mengguyur menjadi acuan,” tuturnya.
Namun, lebih dari sekadar soal logistik, PSU Pilkada Kukar ini juga menjadi ujian dalam menjaga tingkat partisipasi pemilih. Pada Pilkada 2024 lalu, Kukar mencatat sejarah dengan partisipasi pemilih mencapai 70,9 persen—angka tertinggi sepanjang sejarah Pilkada di daerah ini. Sebagai perbandingan, pada Pilkada 2020, partisipasi hanya berada di angka 56 persen.
“Dengan waktu yang sangat terbatas pasca putusan Mahkamah Konstitusi, kami tetap berupaya maksimal agar partisipasi tidak turun. Kami gerakkan seluruh struktur, terutama badan ad hoc, untuk gencar melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat,” pungkasnya. (*)