Tana Paser, intuisi.co – Bukan main jumlah tenaga kesehatan yang mesti diisolasi karena hasil positif rapid test. Di Puskesmas Long Ikis, 67 didapati reaktif dari semula diberitakan hanya 34. Sedangkan Puskesmas Long Kali yang juga ditutup sementara, 30 petugasnya juga positif rapid test.
Disebutkan Kepala Dinas Kesehatan Paser, Amir Faisol, ada 85 petugas medis Puskesmas Long Ikis diikutkan rapid test beberapa waktu lalu. Dan hasilnya, 67 dinyatakan positif. Tersisa 18 orang yang negatif. Petugas yang positif semula diisolasi di puskesmas tersebut. Belakangan, mengemuka rencana untuk isolasi dilakukan di tempat khusus, menghindari penyebaran virus yang lebih luas apabila benar positif covid-19.
Oleh Dinas Kesehatan Paser, rapid test juga dilakukan terhadap para petugas Puskesmas Long Ikis. Dan hasilnya, dari 52 yang rapid test, hanya 22 yang nonreaktif. Dengan demikian, 30 sisanya kembali didapati positif.
Atas hasil tes tersebut, baik Puskesmas Long Ikis dan Puskesmas Long Kali, sama-sama ditutup untuk sementara. “Secepatnya kami akan koordinasi. Semoga Puskesmas Long Kali dan Long Ikis bisa dibuka dengan pelayanan terbatas. Karena ini juga menyangkut ketersediaan petugas,” sebut Amir Faisol dalam rilisnya pada Sabtu siang, 2 Mei 2020.
Para petugas medis dengan rapid test positif, seluruhnya dipastikan dalam kondisi stabil. Sebagian bakal diisolasi di tempat khusus. Sebagian lagi bakal menjalankan isolasi mandiri secara ketat. Penyemprotan disinfektan pun diagendakan di Puskesmas Long Kali pada 2 Mei 2020 ini. Diharapkan kembali beroperasi pada Senin, 4 Mei 2020, dengan pelayanan terbatas.
Belum Tentu Covid-19
Amir meminta publik tak perlu panik dengan hasil ini. Petugas medis memang rentan mendapat hasil positif rapid test. Mengingat keberadaannya sebagai garda terdepan dalam menghadapi wabah penyakit. Kendati demikian, positif rapid test ditegaskan bukan berarti terinfeksi virus corona.
“Rapid test hanya screening yang menunjukkan adanya kandungan antibodi dalam diri seseorang. Karena kekebalan tubuh itu terbentuk bila mana ada bibit penyakit, entah itu virus, bakteri, atau kuman dalam tubuh. Sehingga ini menjadi screening untuk dilanjutkan dalam pemeriksaan yang lebih akurat lagi,” pungkas Amir. (*)