Samarinda, intuisi.co – Pembangunan infrastruktur di daerah perbatasan Kalimantan Timur kembali menjadi perhatian serius. Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Sugiyono, menegaskan pentingnya menjadikan pembangunan jalan poros yang menghubungkan Kutai Barat dan Mahakam Ulu sebagai salah satu prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim tahun 2026.
Dorongan ini muncul karena kondisi aksesibilitas di Mahakam Ulu yang masih sangat terbatas. Wilayah tersebut dinilai tertinggal dalam hal konektivitas darat, sehingga menghambat berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat.
“Kami akan terus berupaya mempercepat pembangunan jalan ini. Infrastruktur dasar seperti ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Mahakam Ulu agar kehidupan mereka bisa lebih mudah dan berkembang,” ujar Sugiyono saat diwawancarai awak media, Jumat (20/6/2025).
Sugiyono menjelaskan, pembangunan jalan poros ini bukan sekadar urusan fisik jalan seperti betonisasi atau pengaspalan, melainkan juga bagian dari upaya menciptakan keadilan dalam pembangunan.
Selama ini, Mahakam Ulu hanya dapat diakses melalui jalur sungai dan udara, yang memicu biaya tinggi sekaligus membatasi distribusi barang dan pelayanan penting seperti kesehatan dan pendidikan.
“Pembangunan selama ini lebih terfokus di wilayah pesisir dan kota besar, sementara Mahakam Ulu seperti terlupakan. Jika tidak dibangun konektivitas darat, kesenjangan antarwilayah akan semakin melebar,” katanya.
Komisi III DPRD Kaltim berkomitmen untuk mengawal proses percepatan pembangunan ini, termasuk memastikan anggaran yang cukup dan menjalin koordinasi yang kuat dengan Pemprov Kaltim serta Balai Jalan Nasional.
Ia juga menambahkan bahwa keberadaan jalan poros ini akan menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat serta membuka peluang pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan di wilayah tersebut.
“Jalan ini bukan sekadar fasilitas mewah, melainkan kebutuhan yang sangat mendesak. Dengan akses darat yang memadai, distribusi barang dan layanan publik dapat berjalan lebih lancar dan efisien,” tambahnya.
Selain berdampak lokal, Sugiyono menilai bahwa pembangunan jalan poros Kutai Barat–Mahakam Ulu memiliki nilai strategis yang penting dalam konteks integrasi wilayah menjelang pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan konektivitas yang baik, wilayah yang selama ini terisolasi dapat berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi Kaltim di masa depan.
“Kami tidak ingin ada daerah yang tertinggal di era IKN. Jalan ini akan menjadi kunci utama untuk pemerataan pembangunan dan keterhubungan antarwilayah,” tutupnya. (adv/rfh/ara)