Sorotan

Dua Kasus Meninggal Dunia di RSUD IA Moeis Samarinda Terkonfirmasi Covid-19

Sudah 11 kasus covid-19 meninggal dunia di Kaltim. Yang empat di antaranya terkonfirmasi pada Juli 2020 ini. Publik diingatkan semakin waspada.

Samarinda, intuisi.co – Bertambah 6 kasus covid-19 di Kaltim para 7 Juli 2020. Kasus akumulatif pun mencapai 603. Sedangkan kasus meninggal dunia bertambah dua sekaligus.

Catatan ini menambah tren buruk kasus covid-19 di Kaltim selama Juli 2020 ini. Baru tujuh hari, namun pasien terkonfirmasi positif mencapai 85 orang. Dengan 4 sekaligus meninggal dunia. Yang 3 di antaranya terkonfirmasi positif dalam dua hari terakhir.

Rincian Kasus

Salah satunya dari Kutai Kartanegara (Kukar). Yakni pasien KKR 73, laki-laki 68 tahun. Kasus pasien dalam pengawasan (PDP) dengan keluhan demam dan sesak napas. Memiliki komorbid penyakit jantung. Pada 1 Juli 2020 berobat ke RSUD IA Moeis. Keesokannya kondisi pasien memburuk sehingga dilakukan pengambilan swab. Pasien meninggal pukul 18.00 Wita. Terkonfirmasi positif Covid-19 7 Juli 2020 ini.

Berikutnya SMD 71 dari Samarinda. Laki-laki 54 tahun. PDP dengan keluhan demam, batuk dan sesak napas. Memiliki komorbid diabetes melitus. Pada 26 Juni 2020 dirujuk ke RSUD IA Moeis dan dilakukan rawat inap. Pada 5 Juli 2020 kondisi pasien memburuk dan meninggal dunia pukul 06.00 Wita. Juga terkonfirmasi positif covid-19 pada 7 Juli 2020 ini.

Kasus tersebut merupakan dua dari enam pasien terkonfirmasi positif virus corona di Kaltim pada 7 Juli 2020. Lainnya tersebar di Paser, Balikpapan, serta Berau. Dari Paser adalah kasus PSR 31 laki-laki 40 tahun warga Jakarta yang bekerja di Paser. PDP yang dirawat di RSUD Kanudjoso Balikpapan dengan keluhan demam, nyeri ulu hati, dan diare.

Berikutnya dari Balikpapan dua kasus. Terdiri dari BPN 239 laki-laki 23 tahun. Kasus orang tanpa gejala (OTG) warga Balikpapan yang akan berangkat ke Makassar, Sulawesi Selatan. Dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo. Serta BPN 240 wanita 48 tahun, warga Kalimantan Selatan yang bekerja di Balikpapan. PDP dengan keluhan demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Dirawat di RST DR Hardjanto Balikpapan.

Terakhir dari Berau adalah BRU 45, laki-laki 48 tahun. PDP dengan keluhan demam, nyeri tenggorokan, dan sesak napas. Dari CT scan paru didapatkan gambaran GGO serta hasil rapid test reaktif. Kasus dirawat di RSUD A Rivai Berau.

Penambahan Pasien Sembuh

Pada hari yang sama, juga terdapat 16 pasien sembuh di Kaltim. Dengan satu di antaranya Kukar. Yakni

KKR 69, laki-laki 31 tahun, pasien RS Pertamina Balikpapan (RSPB) sejak 23 Juni 2020. Berikutnya dari Kutai Timur pasien KTM 46, laki-laki 13 tahun yang dirawat di RS Kudungga Sangatta sejak 22 Juni 2020.

Dari Balikpapan ada 14 kasus. Yang 10 di antaranya pasien RSPB. Seluruhnya laki-laki. Dirawat sejak 25 Juni dan 1 Juli 2020. Yakni BPN 167 usia 22 tahun, BPN 168 usia 37 tahun, BPN 171 usia 45 tahun, BPN 173 usia 43 tahun, BPN 180 usia 35 tahun, dan BPN 185 usia 33 tahun.

Selain BPN 186 usia 27 tahun, BPN 188 usia 35 tahun, BPN 189 usia 39 tahun, dan BPN 204 usia 30 tahun. Dua berikutnya merupakan pasien RSUD Kanudjoso Djatiwibowo. Keduanya juga laki-laki. Yakni BPN 157 usia 29 tahun dan BPN 182 usia 48 tahun.

Kemduain BPN 162 laki-laki 34 tahun pasien RS Siloam Balikpapan sejak 19 Juni 2020 dan BPN 181 wanita 28 tahun pasien di RS DR R Hardjanto sejak 26 Juni 2020.

Dengan kasus baru dan kesembuhan pada 7 Juli 2020, kasus covid-19 di Kaltim secara akumulatif ada 603. Yang sembuh 452 dan meninggal dunia 11. Masih ada 140 orang dalam perawatan. Angka-angka ini masih akan terus berambah mengingat 413 kasus tengah menunggu hasil konfirmasi lab.

Tingkatkan Kewaspadaan

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi M Ishak, mengingatkan pentingnya protokol kesehatan dalam keseharian. Terlebih kasus di provinsi ini sudah melewati 600. “Tingkatkan kewaspadaan. Covid-19 akan terus mengancam selama kita tak mengindahkan protokol kesehatan dengan ketat,” sebutnya dalam rilis harian pada Selasa petang.

Protokol kesehatan di tengah pandemi, tak bisa hanya dilakukan sekelompok orang. Melainkan harus secara kolektif. Oleh seluruh kelompok masyarakat apabila ingin tetap produktif dan terhindar dari virus corona.

Terlebih sudah 11 kasus kematian terkonfirmasi covid-19 di Kaltim. Yang seluruhnya memiliki penyakit penyerta. Utamanya diabetes melitus, hipertensi, dan jantung. “Jadi mohon perhatian. Jaga orangtua kita atau saudara kita yang memiliki penyakit. Dan bagi yang berpenyakit, mengurangi aktivitas di luar rumah apa bila tak ada hal yang penting. Termasuk menghindari daerah yang sudah terjadi penularan lokal secara luas dan begitu cepat,” pungkas Andi M Ishak. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.