Samarinda, intuisi.co – Tren kasus harian covid-19 di Kalimantan Timur masih begitu tinggi. Dengan 40 pasien terkonfirmasi positif pada 23 Juli 2020, membuat kasus akumulatif di Bumi Etam menembus angka seribu.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Andi M Ishak, mengurai sejumlah kemungkinan yang menjadi penyebab tingginya kasus covid-19 di provinsi ini belakangan. Di antaranya keaktifan dan kecepatan tim surveillance menemukan, men-tracing, serta men-tracking suspect atau terduga, juga kontak erat kasus positif sebelumnya. Di samping, kapasitas testing atau kemampuan pengujian yang semakin besar.
“Kecepatan tracing dan kapasitas testing sudah cukup besar, inilah yang membuat kasus cenderung meningkat,” sebut Andi M Ishak dalam rilis hariannya via meeting room Zoom pada Kamis malam, 23 Juli 2020.
Seperti pada Kamis ini, angka yang terkonfirmasi relatif tinggi. Total 40 pasien positif baru, membuat kasus akumulatif covid-19 di Bumi Etam mencapai 1034. Penambahan terbanyak berasal dari Samarinda dengan 13 kasus baru.
Salah satunya SMD 186 yang merupakan kasus tanpa gejala hasil pemeriksaan mandiri yang kini dirawat di Rumah Sakit (RS) Karantina Covid-19 Bapelkes Kaltim. Kemudian SMD 187 kasus positif dengan gejala demam, batuk, sesak napas, dan terdapat gambaran pnemonia. Pasien dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Selanjutnya kasus SMD 188 hingga 197, seluruhnya warga Samarinda tanpa gejala. Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus positif sebelumnya. Kini menjalani perawatan isolasi mandiri. Terakhir, SMD 198, juga warga Samarinda positif dengan gejala demam, batuk, dan sesak napas. Dirawat di RS Dirgahayu.
Enam kasus berikutnya berasal dari Berau. Seluruhnya kasus tanpa gejala hasil pemeriksaan mandiri perusahaan di kabupaten tersebut. Dirawat di RSUD Abdul Rivai Berau.
Sedangkan dari Paser tersebut 10 kasus baru. Dengan pasien PSR 66 hingga 71 adalah kasus tanpa gejala kontak erat PSR 31. Dirawat di RSUD Panglima Sebaya.
Kemudian PSR 72 warga Paser tanpa gejala kontak erat PSR 36; PSR 73 warga Paser tanpa gejala hasil pemeriksaan mandiri dirawat di RS Muhammadiyah Paser. Selain itu PSR 74 laki-laki 88 tahun kasus tanpa gejala kontak erat PSR 23. Dirawat di RSUD Panglima Sebaya. Dan PSR 75 laki-laki 25 tahun tanpa gejala kontak erat PSR 32.
Berikutnya dari Balikpapan terdapat enam kasus baru. Pasien BPN 353 memiliki gejala demam dan batuk, dirawat di RSUD Kanudjoso Djatiwibowo. Lalu BPN 354 kasus tanpa gejala kontak erat BPN 279 kini menjalani isolasi mandiri.
Selanjutnya BPN 355 dan 358, kasus positif tanpa gejala kontak erat BPN 285. Keduanya menjalani isolasi mandiri. Sedangkan BPN 356 dengan gejala batuk dan demam, dirawat di RS Bhayangkara. Dan terakhir BPN 357 warga Balikpapan kasus tanpa gejala hasil pemeriksaan mandiri. Kini menjalani perawatan isolasi mandiri.
Lima kasus terakhir berasal dari Kutai Kartanegara (Kukar). Meliputi KKR 148 laki-laki 40 tahun warga Jawa Timur. Kasus tanpa gejala hasil pemeriksaan mandiri dari perusahaan. Serta KKR 149 dan 150, warga Kukar kasus positif tanpa gejala kontak erat KKR 87 yang keduanya menjalani isolasi mandiri.
Berikutnya KKR 151 wanita 61 tahun warga Kukar kasus dengan gejala demam, batuk, dan terdapat gambaran pnemonia. Kontak erat dari KKR 87. Kini dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong. Terakhir, KKR 152 warga Kukar kasus dengan gejala demam dan batuk. Juga di RSUD AM Parikesit.
Pasien Sembuh Meroket
Adapun kasus covid-19 dinyatakan sembuh mengalami tambahan pesat pada 23 Juli 2020 ini. Dari Kutai Barat terdapat delapan kasus dengan empat di antaranya pasien RSUD Harapan Insan Sendawar, dua dari RS Pratama, dan dua pasien isolasi mandiri.
Dari Kukar terdapat 8 kasus sembuh yang 6 di antaranya pasien RSUD AM Parikesit dan dua dari Wisma Atlet Kukar. Dari Paser dan Balikpapan masing-masing 1 kasus sembuh, dan terakhir dari Samarinda meroket dengan 33 kasus sekaligus. Sebanyak 23 di antaranya pasien RS Karantina Covid-19 Bapelkes Kaltim, 8 pasien isolasi mandiri, dan 2 dari RSUD AWS.
Dengan tambahan tersebut, jumlah pasien covid-19 berhasil sembuh di Kaltim mencapai 672 orang. Sementara 22 lainnya tak tertolong alias meninggal dunia. Menyisakan pasien positif dalam perawatan sebanyak 340 orang.
“Mudah-mudahan setelah ini semakin berkurang karena lebih gencar dilakukan tracing dan tracking. Dilanjutkan testing dengan kapasitas yang semakin bertambah. Sehingga proses kepastian menjadi lebih cepat,” pungkas Andi M Ishak. (*)