HeadlineSorotan

Duduk Perkara Penjualan Pulau Malamber yang Menyeret Nama Bupati Abdul Gafur Masud

Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Masud disebut-sebut membeli Pulau Malamber, Sulawesi Barat, sebesar Rp2 miliar.

Samarinda, intuisi.co – Nama Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Masud tengah ramai diperbincangkan. Disebut-sebut sebagai pembeli Pulau Malamber di Gugusan Balabalakang, Sulawesi Barat, senilai Rp2 miliar.

Pulau Malamber merupakan satu dari 12 pulau di Gugusan Balabalakang. Masuk kawasan Desa Balabalakang Timur, Mamuju. Bentuknya memanjang. Memiliki anak pulau. Dijuluki Malamber Kecil.

Jaraknya sekitar 90 mil laut dari Pelabuhan Kasiwa, Mamuju. Memiliki pantai pasir putih indah nan luas. Masih sangat asri. Jarang terjamah. Pohon kelapa, pinus, bakau, dan lainnya, tumbuh lebat di sekujur pulau. Hanya berisi empat rumah. Didiami belasan warga yang masih kerabat.

Beberapa waktu belakangan, di kalangan warga tersiar kabar jika pulau tersebut sudah dibeli. Siapa yang membeli masih belum pasti. Namun desas-desus menguat ke satu nama.

Dilansir dari Harian Fajar, beberapa warga Pulau Ambo, menyebut jika pulau dibeli Bupati PPU, Abdul Gafur Masud. Sedangkan sejumlah warga Pulau Popooangan, mengklaim pembeli adalah pengusaha Penajam. Namun lagi-lagi menyeret nama Gafur. Yakni seorang pengusaha yang masih kerabat Gafur.

Atas simpang siur identitas pembeli pulau, Camat Balabalakang, Juara, angkat bicara. Ia terang-terangan menyebut nama pembeli pulau adalah Abdul Gafur Masud, bupati PPU. Dibeli dari penghuni pulau bernama Raja’, seharga Rp2 miliar.

“Sudah DP (panjar) Rp200 juta. Sudah ada transaksi. Ada oknum yang jual. Penghuni di sana warga asal Sumare (Kecamatan Simboro), namanya Raja. Saya sudah ambil sporadiknya. Termasuk Malamber kecil karena pulau ini disiapkan untuk penangkaran penyu,” katanya, Senin, 8 Juni 2020.

Menurut Juara, transaksi berlangsung sekitar April 2020. Sebelum Ramadan. Ia baru tahu begitu ditegur Bupati Mamuju. “Bukan lagi dijual per meter. Tetapi satu pulau. Bupati Penajam yang beli. Saya sudah laporkan ke Pemkab dan Pemrov karena ini tentunya melanggar,” sambung Juara.

Ditelusuri Polisi

Isu itupun segera menjadi bola liar dan berbuntut panjang. Sejumlah pihak diperiksa penyidik Polresta Mamuju. Penyidik menduga persekongkolan jahat di balik transaksi jual beli pulau tersebut.

Hingga Rabu, 17 Juni 2020, telah diperiksa Camat Balabalakang, Juara serta Kepala Desa Balabalakang Mahmud Idris dan Kabag Hukum Pemkab Mamuju Muhammad Gunawan.  “Telah kami temukan fakta-fakta. Misalnya transaksi dilakukan di Balikpapan. Ada sproradik terbit sebelum pulau terjual. Yang janggal, katanya bukan pulau tetapi bidang lahan. Bukan satu pulau,” sebut Kasat Reskrim Polresta Mamuju, AKP Syamsuriyansah. “Tapi masa ya sampai harganya fantastis. Berapa sih NJOP di sana?”

Selanjutnya penyidik akan memeriksa si penjual pulau, berikut mantan kepala Desa Balabalakang Timur, dan BPN Mamuju. Termasuk warga yang diduga mengetahui transaksi tersebut. Dijadwalkan Jumat, 19 Juni 2020.

“Ada beberapa literatur perundang-undangan yang kami dalami juga. Ada unsur pidana atau tidak, nanti kami simpulkan setelah bahan dan keterangan terkumpul. Jika didapat alat bukti yang sah, akan kami gelar perkara terlebih dahulu untuk penetapan tersangka,” ujarnya.

Dari konfirmasi Fajar, Mantan Kades Balabalakang Timur, Bahtiar Salam, membenarkan pernah menerbitkan sporadik lahan pulau tersebut. Ia beralasan sporadik tersebut sebagai pengesahan kepemilikan lahan. “Yang punya itu lahan nenek dan kakek di Sumare, namanya Raja’ dan beberapa saudaranya. Tetapi saya dengar katanya sudah dia jual. Entah lokasinya atau satu pulau,” katanya.

Klarifikasi Gafur Masud

Identitas pembeli Pulau Malamber yang deras dialamatkan kepadanya, Abdul Gafur Masud menyampaikan klarifikasi. Segala tuduhan itu tegas dibantahnya. Kendati demikian, Gafur mengklaim jika pulau tersebut memang milik keluarganya. “Sudah lama, sebelum Indonesia merdeka. Dari kakek nenek kami dulu. Kebetulan orangtua saya orang Mandar, Sulawesi Barat. Saya cucu dari KH Muhammad Husain,” terang Gafur lewat pesan tertulis yang diterima intuisi.co.

Atas isu yang menyeret namanya tersebut, Gafur pun mengungkit sentimen lain yang kemungkinan bisa jadi pemicu dari desas-desus pembelian pulau oleh dirinya tersebut. “Mungkin para pejabat di Sulbar itu khawatir karena saya menjadi Bupati di Penajam, Kalimantan Timur. Yang mana dari dulu itu menjadi perebutan wilayah sebenarnya. Tapi saya tak masuk ke ranah situ,” terang lanjut Gafur, kali ini lewat pernyataan via rekaman suara.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika beberapa waktu lalu memang sempat berkunjung ke gugusan pulau tersebut. Namun kedatangan itu diklaim dengan kapasitasnya sebagai ketua umum Aspeksindo atau Asosiasi Kepala Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia. Dan kebetulan, tak sedikit keluarganya bermukim di pulau antara Kaltim dan Sulawesi Barat tersebut.

“Jadi saya rasa, isu yang demikian itu bagus juga buat saya. Kenapa tidak sekalian isukan pulau Sulawesi saya beli?” (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.