Edi Damansyah: APBD Kukar Harus Berputar di Wilayah Sendiri
Kembang Janggut yang biasanya tenang berubah ramai. Pesan Bupati Edi: manfaatkan APBD untuk pertumbuhan ekonomi lokal.
Kembang Janggut, intuisi.co – Pagi itu, Kembang Janggut tidak seperti biasanya. Di balik ketenangan yang biasa menyelimuti kecamatan kecil di Kutai Kartanegara ini, ada getaran yang terasa berbeda. Bukan gemuruh mesin atau riuhnya pasar, melainkan suara langkah-langkah kaki dan perbincangan hangat yang memenuhi penginapan-penginapan di sekitar. Mereka datang dari berbagai sudut wilayah, berkumpul dengan satu tujuan: menghadiri Apel Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-XXI Tingkat Kabupaten Kukar Tahun 2024.
Di tengah kerumunan itu, Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, berdiri dengan pandangan tajam yang menyapu sekitar. Bukan sekadar mengawasi keramaian, melainkan melihat peluang dan potensi yang ada di balik peristiwa ini. Bagi Edi, ini bukan sekadar acara tahunan. Ini adalah kesempatan untuk mewujudkan visi yang selama ini ia simpan dalam benaknya.
Dengan suara yang mantap, Edi menyampaikan pesan yang telah lama ia yakini: “Saya dapat informasi penginapan-penginapan di Kembang Janggut penuh, bahkan ada tamu yang tidur di masjid dan langgar. Ini yang selalu saya tekankan kepada kepala dinas, agar kegiatan lebih banyak dilakukan di wilayah kita sendiri. Dengan begitu, uang APBD kita akan berputar di sini, mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara.”
Pesan itu bukan sekadar wacana. Di balik kata-katanya tersimpan panggilan untuk bertindak, untuk menggerakkan roda ekonomi dari dalam, memanfaatkan setiap rupiah agar memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Kembang Janggut, yang biasanya tenang dan tersembunyi dari perhatian, mendadak menjadi sorotan. Kecamatan kecil ini kini menjadi contoh nyata dari efek domino yang diimpikan oleh setiap pemimpin daerah.
Malam pun tiba, namun lampu-lampu di penginapan tetap terang, menjadi saksi hidup dari kehidupan yang berdenyut di dalamnya. Di masjid dan langgar, tamu-tamu yang tidak mendapatkan kamar beristirahat dengan damai, merenungi hari yang telah berlalu dan mempersiapkan diri untuk esok. Mereka adalah saksi perubahan, dari sebuah kecamatan yang dulu hanya dikenal dari peta, kini menjadi simbol kemajuan dan solidaritas.
Edi Damansyah, dengan visinya yang jauh ke depan, telah menanam benih perubahan di tanah ini. Sekarang, tugasnya adalah memastikan benih itu tumbuh subur, agar Kutai Kartanegara tidak hanya dikenal sebagai daerah kaya sumber daya alam, tetapi juga sebagai wilayah yang kaya inisiatif dan inovasi, berdiri tegak di atas kekuatannya sendiri, membangun masa depan cerah bagi setiap warganya. (adv)