EkonomiHeadlineSamarinda

Harga Beras di Samarinda Melonjak Tajam, Ada Apa?

Harga beras dari berbagai jenis kompak naik di pasar tradisional Samarinda. Dari belasan jadi puluhan ribu per kilo.

Samarinda, intuisi.co-Harga beras di Samarinda alami lonjakan tajam. Dari semula Rp11,6 ribu menjadi Rp20,6 ribu. Meroket Rp8 ribu lebih. Meski demikian nilai tersebut hanya berlaku untuk beras kualitas medium.

Seperti dihimpun data dari Sistem Informasi Perdagangan (SIP) Kaltim, kategori beras terbagi menjadi tiga. Termurah, medium dan premium. Untuk harga kualitas wahid hanya alami kenaikan Rp428 rupiah. Demikian pula dengan kelas termurah yang bertambah Rp400 rupiah.

Kenaikan harga beras tersebut turut memengaruhi harga sejumlah sembako. Mulai dari minyak goreng, telur ayam ras hingga tepung terigu (selengkapnya lihat grafis)Dalam infografis ini memang terlihat kenaikan signifikan harga beras, terutama kelas menengah. Dari akhir Januari hingga awal awal Februari 2023.

Rupanya kenaikan harga beras ini tak hanya terjadi Samarinda saja, di kota/kabupaten lain di Indonesia juga demikian. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, saat ini memang terjadi kenaikan harga beras di seluruh provinsi Indonesia. Pemerintah pun tengah melakukan operasi pasar sehingga harga beras kembali stabil.

Ia sudah memerintahkan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar, tetapi hal tersebut baru membuat harga bahan pokok ini turun sedikit.

“Memang naik di semua provinsi. Ini yang sedang kami lakukan operasi pasar oleh Bulog di seluruh provinsi,” katanya seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.

Selain meninjau harga beras, ia juga mengecek harga sembako lain seperti minyak goreng. Menurutnya, harga minyak goreng masih terkendali.

“Tadi saya ngecek harga minyak masih baik Rp15 ribu. Ada kenaikan sedikit, saya kira biasa naik turun Rp15 ribu. Kemudian, harga lainnya saya lihat stabil,” kata Jokowi.

Langkah Bulog Atasi Lonjakan Harga Beras

Direktur Utama Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan beras cadangan pemerintah (CBP) siap dilempar demi menekan kenaikan harga beras yang kini terjadi di berbagai daerah.

“Sudah siap kami edarkan 315 ribu ton itu akan segera kita turun untuk operasi pasar,” katanya.

Bulog akan menjual beras premium ini seharga Rp8.300 per kg. Agar beras tidak ditimbun, Bulog bekerja sama dengan Satgas Pangan dan Food Station untuk melakukan pengawasan.

“Semuanya akan kami habiskan untuk operasi pasar Januari, Februari, sampai nanti Maret,” tandasnya.

Setali tiga uang, situasi ini pun sudah masuk radar Badan Pangan Nasional (NFA). Mereka pun memilih menunda penerbitan harga acuan baru untuk gabah dan beras.

“(Harga acuan) Beras kami tahan dulu, walaupun kami sudah ada hitungannya, harga hari ini di luar kalkulasi kita semua,” ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi seperti dilansir dari Republika.co.id.

Pernyataan tersebut ditegaskan Arief dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR pada Selasa, 31 Januari 2023.

Sebelumnya, dalam sejumlah kesempatan, Arief mengungkapkan adanya keseimbangan baru ongkos produksi beras. Itu karena adanya kenaikan biaya sarana produksi, termasuk kenaikan harga BBM. Namun, peningkatan harga saat ini dinilai kelewat tinggi.

“Harga beras medium, premium juga di luar kebiasaan,” ujarnya lagi.

Ia menegaskan, kenaikan harga saat ini akibat adanya ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan, sebab dalam enam bulan terakhir terjadi defisit beras yang memicu kenaikan harga di dalam negeri.

“Jika pergerakan harga beras masih lebih tinggi. Badan Pangan akan memberikan fleksibilitas harga kepada Bulog untuk bisa menyerap gabah dan beras sesuai tren harga pasar,” pungkasnya. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.