Tenggarong, intuisi.co– Inovasi pertanian hidroponik terus berkembang pesat di Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Wilayah ini kini dikenal sebagai salah satu pionir pertanian modern di Kalimantan Timur yang berhasil memadukan teknologi, efisiensi lahan, dan keberlanjutan lingkungan.
Melalui pendekatan berbasis teknologi, Samboja Barat berhasil menjadi pemasok utama sayuran segar ke berbagai pasar tradisional dan ritel modern di Balikpapan. Keberhasilan ini sekaligus menandai transformasi besar dalam pola pertanian lokal yang kini berorientasi pada produktivitas tinggi dan kualitas hasil yang lebih terjaga.
Camat Samboja Barat, Burhanuddin, menyebut capaian ini sebagai bukti nyata keberhasilan inovasi pertanian di wilayahnya. Ia menuturkan bahwa hasil panen dari sistem hidroponik saat ini telah mampu memenuhi sekitar 80 persen kebutuhan sayuran segar di Balikpapan.
“Ini pencapaian besar bagi kami. Hidroponik tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjaga kualitas produk yang lebih baik. Dengan metode ini, petani dapat menghasilkan sayuran segar tanpa terpengaruh oleh cuaca ekstrem,” kata Burhanuddin, Kamis (1/5/2025).
Berbagai jenis tanaman seperti selada, tomat, timun, bayam, dan kangkung tumbuh subur dalam sistem hidroponik yang efisien. Dalam satu siklus tanam, metode ini mampu menghemat hingga 90 persen air dibanding pertanian konvensional, sekaligus menghasilkan panen dengan kualitas premium dan bebas pestisida.
“Pertanian hidroponik menjadi solusi untuk tantangan lahan pertanian yang terbatas dan kebutuhan akan produk segar yang terus meningkat. Dengan metode ini, kami dapat menjaga kontinuitas produksi sepanjang tahun,” tambah Burhanuddin.
Pemerintah kecamatan bersama Dinas Pertanian Kukar juga aktif memberikan pelatihan teknis dan bantuan sarana, mulai dari instalasi hidroponik, benih unggul, hingga pupuk cair.
“Kami aktif mengedukasi para petani tentang pentingnya inovasi teknologi di sektor pertanian. Dengan adanya pelatihan rutin, kami berharap semakin banyak petani yang mengadopsi metode ini,” ujarnya.
Langkah strategis juga tengah disiapkan untuk memperluas pasar hasil panen ke wilayah lain di Kalimantan Timur, bahkan hingga ke luar pulau. Pemerintah setempat kini memperkuat sistem distribusi dan menggandeng pasar modern serta platform e-commerce agar produk Samboja Barat lebih dikenal luas.
“Kami ingin hasil pertanian hidroponik dari Samboja Barat tidak hanya dikenal di Balikpapan, tetapi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia,” jelas Burhanuddin.
Selain memperluas pasar, Samboja Barat juga menargetkan pengembangan kawasan agro-wisata hidroponik sebagai pusat edukasi dan rekreasi. Program ini diharapkan mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pertanian berkelanjutan sekaligus membuka peluang ekonomi baru berbasis wisata alam.
Dengan visi membangun pertanian modern yang ramah lingkungan, Kecamatan Samboja Barat menegaskan komitmennya untuk meningkatkan volume produksi hingga 50 persen dalam lima tahun mendatang. “
Visi kami adalah menjadikan Samboja Barat sebagai model pertanian modern di Kalimantan Timur yang tidak hanya fokus pada produktivitas, tetapi juga keberlanjutan,” tutup Burhanuddin.
Keberhasilan ini menjadikan Samboja Barat sebagai contoh nyata transformasi pertanian masa depan, efisien, hijau, dan berdaya saing tinggi di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan. (adv/ara)



