Ini Penyumbang Terbesar Kematian Ibu dan Anak di Kaltim
Data Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim per Oktober 2023 mengungkap angka kematian ibu dan anak masih tinggi di Kaltim
Samarinda, intuisi.co-Angka kematian ibu dan anak masih tinggi di Benua Etam. Diskes Kaltim mengungkap per Oktober 2023 jumlahnya ada 348 kejadian. Detailnya, 46 ibu dan 302 bayi. Angka ini tersebar di 10 kabupaten/kota di Kaltim.
Rinciannya, Samarinda 79 kejadian, Kutai Timur 50 kasus, Kutai Kartanegara 74 peristiwa, 60 kasus dari Balikpapan, sebanyak 24 kejadian dari Paser, 38 perkara dari Berau, 19 kasus dari Kutai Barat, 11 peristiwa dari PPU. Sedangkan dari Bontang dan Mahakam Ulu tak ada kejadian meninggal. Hanya saja kasus kematian bayi, masing-masing 23 kejadian dari Kota Taman dan 3 kasus dari Mahakam Ulu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Diskes Kaltim Jaya Mualimin menjelaskan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kematian ibu dan anak. Antara lain pendarahan 9.2 persen, eklamsia 10.2 persen, 3.7 persen infeksi, 2.4 persen jantung, 2.4 persen gangguan darah, 1.2 persen tuberkulosis, 2.4 persen gangguan metabolisme, dan beberapa belum diketahui penyebabnya.
“Penyebab kematian bayi yang sering terjadi, antara lain infeksi dapat disebabkan oleh tetanus, sepsism pneumonia dan diare. Infeksi sering terjadi di wilayah yang kurang memiliki fasilitas persalinan yang steril,” jelasnya saat dikonfirmasi pada Kamis, 2 November 2023.
Selain itu, kata dia, bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram juga lebih berisiko mengalami masalah kesehatan dan kematian. Pun ada pula komplikasi neonatal. Komplikasi neonatal merupakan masalah yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama kehidupannya. Komplikasi ini dapat meliputi asfiksia kelahiran, kelainan bawaan dan trauma kelahiran.
“Cedera, campak, malaria, kecelakaan, kekerasan atau kelalaian juga dapat menjadi faktor menyebabkan kematian bayi,” pungkasnya. (DiskesKaltim/Adv/Tya)