Ekonomi

Inovasi Teknologi Keuangan Dalam Mendukung Ekonomi Indonesia Bersama KFUND dan SakuCeria

Pada  2019, DKNI menargetkan 75% inklusi keuangan. Namun, hingga saat ini target yang baru tercapai hanya menyentuh angka 49%.

Samarinda, intuisi.co – Definisi financial technology (fintech) ditegaskan juga oleh Bank Indonesia, melalui situs resminya bahwa fintech  adalah hasil gabungan antara teknologi dan jasa keuangan dimana model bisnis  berubah dari yang konvensional menjadi lebih moderat. Kini masyarakat tidak perlu lagi mendatangi layanan tatap muka atau sentuhan fisik untuk melakukan transaksi. Namun dapat dilakukan secara jarak jauh di mana pun.

Pada  tahun 2019, Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DKNI) menargetkan 75% inklusi keuangan. Namun, hingga saat ini target yang baru tercapai hanya menyentuh angka 49%. Inklusi keuangan ditargetkan untuk menyasar masyarakat yang berada di piramida ekonomi terbawah dengan hadirnya fintech diharapkan dapat menjadi alternatif solusi untuk membantu mencapai target inklusi keuangan tersebut.

Upaya konsisten untuk mendorong inklusi keuangan di tengah pandemi global yang saat ini dialami banyak negara termasuk Indonesia, platform fintech P2P lending terdaftar OJK, PT. Kinerja Sukses Gemilang (KFUND) dan PT. Solusi Bijak Indonesia (SakuCeria) menyelenggarakan talk show dengan mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda pada hari Selasa, 10 November 2020 secara daring melalui aplikasi komunikasi video untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk tetap mendorong inklusi keuangan selama masa pandemi.

Mario Lim – IT Architect KFUND mengatakan, “Kami sangat berharap adanya kehadiran fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital dan membuka akses finansial yang lebih luas untuk masyarakat Samarinda”.

Data yang telah diterima oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI), terkait bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 113,46 triliun hingga Juni 2020. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dirilis pada Rabu (12/8), nilai itu tumbuh 153,23% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun. Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan.

Dr. Agus Tjandra – CEO SakuCeria menambahkan “Dengan adanya edukasi daring ini, kami juga berharap masyarakat Samarinda dapat memanfaatkan layanan produk P2P lending untuk kebutuhan dalam menghadapi masa pandemi dan tetap waspada terhadap fintech ilegal”.

Acara yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat antusisas menyambut menyambut kehadiran berbagai inovasi produk dalam bidang keuangan untuk mencapai target inklusi keuangan. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.