Jejak Bupati Edi dalam Buku Mengayuh Waktu Membangun Kukar
Bupati Edi Damansyah meluncurkan buku keduanya, judulnya Mengayuh Waktu Membangun Kukar. Apa saja kontennya, berikut ulasan ringkasanya.
Tenggarong, intuisi.co–Buku Bupati Edi Damansyah kembali diterbitkan. Judulnya, Mengayuh Waktu Membangun Kukar. Buku setebal 249 halaman ini ditulis tim dari Swasaba Research Initiative (SRI), Yogyakarta dan dirilis pada penutupan expo Erau Adat Pelas Benua 2023.
Buku tersebut menggambarkan catatan kritis dan rekam jejak inspiratif Bupati Kukar, Edi Damansyah. Mulai menapaki karier sebagai tenaga honorer, PNS, sekretaris kabupaten, wakil bupati, hingga bupati. Edi Damansyah mengatakan, buku ini menceritakan tentang karakter kepemimpinan, kinerja dan komitmen.
“Salah satu tujuan diluncurkannya buku ini adalah sebagai referensi dan melengkapi pustaka bagi generasi muda sekarang dan yang akan datang khususnya di Kutai Kartanegara,” ucapnya pada Senin, 2 Oktober 2023.
Ia pun mengaku senang buku ini berhasil diselesaikan bertepatan dengan hari ulang tahun Tenggarong ke-241 pada 27 September 2023. Edi berharap, buku ini menjadi inspirasi bagi generasi muda di Kukar. Bahwasanya, anak kelahiran pedalaman hulu Sungai Mahakam seperti Edi bisa menjadi orang nomor satu dan mengabdi kepada masyarakat di Kukar. Asalkan disiplin dan bekerja baik.
Referensi Kisah Bupati Edi
“Saya berasal dari tanah hulu. Bahkan, di tempat kelahiran saya, kalau dicari di google tidak ketemu,” canda pria 58 tahun yang lahir di Desa Ngayau, Kecamatan Muara Bengkal, kini masuk Kabupaten Kutai Timur.
“Buku ini salah satu referensi generasi muda di Kukar. Baca buku ini, saya pastikan terinspirasi isinya,” sambungnya.
Selain untuk generasi muda, isi dalam buku tersebut juga menitipkan pesan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) agar dapat bekerja dengan ikhlas, bekerja dengan hati untuk masyarakat Kutai Kartanegara.
“Selalu berpikir apa yang dilakukan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat,” kata Edi Damansyah.
Sementara itu, Bunda PAUD Kukar yang juga istri Edi Damansyah, Maslinawati, ikut terharu dengan peluncuran buku kedua tentang perjalanan dan perjuangan Edi. Selama 33 tahun mendampingi suami, Maslinawati menilai Edi adalah sosok pekerja keras yang selalu memikirkan rakyat.
“Saya terharu, bapak lebih banyak mendampingi masyarakat dibanding kami (di rumah). Tapi kami selalu mendukung,” pugkasnya. (*)