Jembatan Pulau Balang Tersambung, Hotel-Hotel Kaltim Pede Okupansi Bangkit Lagi

Alexander Hutabarat

5 Nov 2020 20:38 WITA

pulau balang
Bentang panjang Jembatan Pulau Balang setelah tersambung. (instagram/gartonindonesia)

Samarinda, intuisi.co – Setelah berbulan-bulan sepi pengunjung karena pandemi, sektor perhotelan di Kaltim mulai merasakan angin segar. Jelang akhir tahun, tingkat okupansi kembali meningkat. Selain karena banyaknya kegiatan swasta maupun pemerintah, Jembatan Pulau Balang yang tersambung diyakini turut memberi dampak.

Menurut Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim, Muhammad Zulkifli, peningkatan okupansi hotel di Kaltim ke depan, bisa dipicu oleh berbagai faktor. Selain kasus aktif covid-19 yang kian menurun, juga dipengaruhi peningkatan tenaga kerja dan proyek infrastruktur yang bergulir. Termasuk Jembatan Pulang Balang yang menghubungkan Penajam Paser Utara dan Balikpapan yang bentang panjangnya telah tersambung.

“Saat ini para pengusaha perhotelan memang berkonsentrasi dengan peningkatan kepercayaan pelanggan,” ujar Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim, Muhammad Zulkifli, Kamis sore, 5 November 2020.

Pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, tingkat penghunian hotel (TPK) berbintang mulai terlihat menanjak naik belakangan ini. Dari 39,10 persen pada Agustus menjadi 51,19 persen pada September, meningkat 12,09 poin dalam 30 hari. Peningkatan juga dipengaruhi kebijakan pelonggaran dari pemerintah. Memungkinkan warga dari luar daerah kembali menginap di Samarinda, pun demikian sebaliknya. “Namun dalam prosesnya tetap taat dengan protokol kesehatan,” terangnya.

Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Dalam waktu dekat wisatawan dari luar negeri juga dibolehkan berkunjung ke Indonesia. Kondisi ini diharap bisa memompa denyut nadi pariwisata Kaltim yang kian melemah karena virus corona atau covid-19. Data BPS Kaltim pun membuktikan itu.

Pandemi virus corona memang sangat memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Kaltim. Pada September 2020 ini hanya tercatat 9 kunjungan, lebih sedikit Agustus lalu sebanyak 13 lawatan. Dibandingkan September 2019, saat itu dilaporkan 415 wisatawan mancanegara berkunjung ke Benua Etam, didominasi warga Asia Tenggara. “Kami pun bisa memahami hal tersebut. Karena zona-zona hijau perlu dipertahankan,” tuturnya.

Ke depan okupansi hotel diharap terus meningkat. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh Jembatan Pulau Balang yang sudah tersambung. Tak hanya peningkatan tenaga kerja juga bisa jadi faktor seiring membaiknya sektor ekonomi. “Kita doakan saja wabah ini cepat berakhir dan kondisi kembali pulih,” pungkasnya. (*)

 

Ikuti berita-berita terbaru Intuisi di Google News!

Iklan di sini!

Iklan di sini!