Target Nol Blankspot, 8 Desa Kukar Bisa Nikmati Internet
Akses internet diperlukan untuk membuka jendela dunia. Kukar pun menargetkan semua daerah bisa nikmati layanan tersebut alias nol blankspot.

Tenggarong, intuisi.co–Kiwari ini semua serba instan. Buku tak lagi mutlak menjadi jendela dunia serta pengetahuan. Internet perlahan-lahan menggantikan peran tersebut. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kukar menargetkan nol blankspot hingga akhir 2022 ini.
“Insyaallah, target tahun ini blankspot selesai,” ujar Kadiskominfo Dafip Haryanto kepada reporter intuisi.co pada Rabu, 12 Oktober 2022.
Dia pun memastikan akan terus mengupayakan memberikan pelayanan internet bagi desa-desa yang masih blankspot. Hingga kini masih ada delapan desa di Kukar yang belum menikmati fasilitas jaringan internet.
“Salah satu upaya yang dilakukan ialah menjalin kerjasama dengan PT Tunggang Parangan,” imbuhnya.
Dafip menerangkan teknologi Wifi yang digunakan pun paling anyar, yakni broadband 6.0. Nota kesepakatan pun telah diteken. Mereka lah yang bakal mengembangkan internet di pedesaaan.
“Perusahaan ini juga akan membangun repeater atau alat penguat sinyal di desa-desa yang masih blankspot,” imbuhnya.
Dia menyatakan penggunaan broadband 6.0 bukan tanpa alasan. Lantaran teknologinya lebih cepat 40 persen dibanding sebelumnya, dengan demikian bisa menjangkau dusun-dusun terpencil.
“Sehingga pemenuhan terhadap keterjangkauan jaringan internet bisa dimaksimalkan,” terangnya.
Blankspot Bakal Tuntas di Delapan Desa
Sebelumnya, Bupati Kukar Edi Damansyah telah menargetkan Tunggang Parangan untuk merampungkan penugasan mengenai urusan internet di pedesaan pada 2023 mendatang.
PT Tunggang Parangan rupanya juga sudah lebih dulu melakukan uji coba terhadap penggunaan teknologi broadband di beberapa wilayah.
Di antaranya, Dusun Marangan, Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu yang sinyal internetnya tidak stabil, bahkan terkadang tak ada jaringan.
Terkait masalah kelistrikan yang masih minim pada sejumlah desa, PT Tunggang Parangan juga sudah melakukan percontohan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Uji coba yang dilakukan pun dianggap berhasil dan efektif, Tunggan Parangan kini hanya perlu melakukan eksekusi di lapangan.
“Saya terima laporannya cukup berhasil dengan baik, solusinya seperti itu. Jadi kalau desa yang listriknya belum kuat, nanti pakai PLTS,” pungkasnya. (*)