Kaltim Baru 21 Persen dari Target 399.298 Hektare Realisasi Perhutanan Sosial
Hingga Februari 2020, realisasi perhutanan sosial sesuai Peta Indikatif dan Areal Perhutanan Sosial, baru mencapai 151.535,75 hektare.
intuisi.co, Samarinda – Perhutanan Sosial di Kaltim terus bergerak. Tidak hanya dari sisi luasan. Namun juga dari upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.
“Saya selaku Ketua Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (Pokja PPS) Kalimantan Timur, mengharapkan kebersamaan kita semua. Yaitu unsur pemerintah provinsi, UPT pusat, pemegang izin, dan NGO, untuk bahu-membahu merealisasikan target perhutanan sosial di Kalimantan Timur,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Kaltim, Amrullah, saat membuka Pelatihan Pendekatan SIGAP untuk pendamping Perhutanan Sosial dan Penyuluh Kehutanan di Kalimantan Timur, Selasa, 4 Februari 2020.
Selama tiga hari, dari 4-7 Februari 2020, sebanyak 35 peserta mewakili Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD), Kelompok Tani Hutan, Koperasi dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), dari Kaltim dan Kalimantan Utara, mendapatkan peningkatan kapasitas tentang pendekatan SIGAP.
Pendekatan SIGAP dikembangkan The Nature Conservancy yang kini menjadi Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), dalam proses pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. SIGAP adalah akronim dari akSi Inspiratif warGa untuk Perubahan. Mengedepankan potensi dalam implementasinya.
Pendekatan SIGAP sudah diterapkan di wilayah pesisir Wakatobi, 99 kampung di Berau, dan kini perhutanan sosial. Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Dinas Kehutanan Kaltim, Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (POKJA PPS Kalimantan timur), YKAN, dan Yayasan Nastari sebagai fasilitator.
Amrullah meminta para pendamping tidak hanya mengejar target luasan, melainkan juga pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.
Ia menjelaskan, perkembangan terkini luasan perhutanan sosial di Kaltim, hingga Februari 2020, realisasi seluas 151.535,75 hektare. Pemprov Kaltim diberikan target menuntaskan pengelolaan perhutanan sosial sesuai Peta Indikatif dan Areal Perhutanan Sosial (PIAPS) seluas kurang lebih 399.298 hektare. Dan potensi Kemitraan Kehutanan seluas kurang lebih 320.000 hektare. Baru sekitar 21 persen capaian luasan target perhutanan sosial di Kaltim.
Kepada para pendamping, Amrullah berharap dapat mengembangkan usaha ekonomi dalam wilayah kerjanya. Tujuannya, agar desa-desa berkembang sehingga perhutanan sosial juga memberi manfaat langsung ke warga yaitu kesejahteraan. “Saya meminta pendamping dan penyuluh dapat mengimplementasikan isi pelatihan ini ke wilayah kerjanya,” ujar dia.
Dengan demikian, cita-cita masyarakat yang sejahtera dan hutan Lestari dapat terwujud.
Adapun SIGAP merupakan pendekatan berbasis potensi yang mengedepankan hal-hal positif dan apresiatif terhadap potensi yang dimiliki masyarakat.
“Berdasarkan pengalaman positif yang sudah dilakukan warga, akan mendorong inspirasi, impian, serta inovasi masyarakat dalam mengelola hutannya,” ujar Manajer Kawasan Lindung dan Pemberdayaan Masyarakat YKAN, Taufiq Hidayat, dalam kesempatan yang sama. (*)
Editor: Ricky Bravo