HeadlineOlahraga

Kaltim Harusnya Tak Keluar Lebih Rp3 M untuk Satu Medali Emas

Zairin Zain mengusung misi besar dalam pencalonannya sebagai ketua KONI Kaltim periode berikutnya. Salah satunya menekan tingginya biaya yang diperlukan demi meraih medali emas.

Samarinda, intuisi.coNow or never, sekarang atau tidak sama sekali. Demikian jargon yang diusung Zairin Zain menuju kursi nomor satu di kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia Kalimantan Timur atau KONI Kaltim. Zairin berambisi membuat medali emas menjadi lebih ramah untuk Bumi Etam.

Ketua Persatuan Lawn Tennis Indonesia (Pelti) Kaltim itu memastikan dirinya akan ikut bersaing dalam bursa pencalonan ketua KONI Kaltim periode 2022-2026. Zuhdi Yahya sebagai ketua saat ini, saat ini berakhir masa jabatannya Mei 2022. Musyawarah Provinsi (Musprov) KONI Kaltim kemungkinan digelar April 2022. Dengan agenda utama pemilihan ketua periode berikutnya.

“Saya siap maju dalam bursa pencalonan ketua umum KONI Kaltim tahun depan. Ada amanah dari beberapa orang pengurus cabang olahraga agar saya  bersedia mencalonkan diri. Insya Allah itu akan saya penuhi,” kata Zairin.

Dalam pencalonannya, Zairin mengusung semangat perubahan untuk prestasi olahraga Kaltim. Perubahan tersebut antara lain sistem pengelolaan organisasi KONI serta pembinaan atlet dan cabang olahraga. Dua poin tersebut dinilai sudah saatnya menyesuaikan perkembangan teknologi di bidang keolahragaan alias ports science. KONI juga bakal dibawanya membangun hubungan harmonis dan sejalan dengan pemerintah daerah. Karena bagaimana pun, pemerintah daerah adalah penanggung jawab penuh perkembangan olahraga di Kaltim, melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).

Menekan Mahalnya Medali Emas

Perubahan tersebut menurut Zairin harus dimulai sekarang. Karena jika tidak, olahraga di Kaltim akan tetap dalam ketertinggalan dalam derapnya perubahan. Contoh nyatanya adalah hasil PON XX/2021 di Papua. Posisi Kaltim melorot ke peringkat 7, meskipun emas yang didapat tetap 25 medali. Penurunan peringatan adalah tanda tergesernya Kaltim dengan laju perkembangan prestasi olahraga di Bali dan Jateng yang sebelumnya berada dibawah Kaltim secara pemeringkatan.

Di sisi lain, perolehan emas Kaltim tersebut ibarat berharga Rp3 miliar lebih per kepingnya bila dikalkulasi dengan biaya yang digelontorkan Pemprov Kaltim. Zairin pun menegaskan ke depan harga mahal medali emas Kaltim ini harus bisa diturunkan.

“Makanya tagline kami now or never. Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Saya melihat selama ini masih banyak yang harus dibenahi di dunia olahraga Kaltim. Saya berharap keinginan memajukan olahraga selama lima tahun ke depan bisa mendapat dukungan berbagai stakeholder di daerah,” harap Zairin.

Adapun Zairin baru saja melepas jabatan sebagai Ketua Pengurus Provinsi Badan Pembina Olahraga Korps Pegawai Republik Indonesia (BAPOR KORPRI) Kaltim selama dua periode. Persisnya sejak 2011 hingga 2020. Dalam pencalonannya sebagai ketua KONI Kaltim, Zairin mendapat dukungan Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim, Muhammad Sa’bani serta beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Benua Etam.

Mantan sekretaris Bappeda Kaltim dan Karo Humas Setprov Kaltim tersebut menegaskan  sinergitas antara KONI dan Pemprov Kaltim akan berjalan dengan baik. Mengingat dari sisi anggaran diatur pemerintah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora). Sehingga, dana bukan lagi diatur KONI Kaltim yang dengan begitu dalam perjalanannya diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Aktif di Belakang Layar

Disinggung kiprahnya di dunia olahraga, Penjabat Sementara Wali Kota Samarinda pada 2018 tersebut menegaskan hal itu tak perlu diragukan. “Sudah banyak organisasi olahraga yang saya pimpin dan memang saya lebih banyak berada di balik layar. Yang jelas saya paham dan tahu betul seluk beluk olahraga,” paparnya.

Pria kelahiran Tenggarong, Kutai Kartanegara, tersebut bertekad memberikan kesejahteraan kepada atlet dan pelatih di Kaltim. Terutama, kepada mereka yang berprestasi saat memimpin KONI Kaltim nanti.

“Prestasi olahraga kuncinya ada di atlet dan pelatih. Jadi, sepenuhnya perhatian harus diberikan kepada mereka. Menyejahterakan dan mendesain agar prestasi mereka bisa terjaga yang muaranya ada pada prestasi. Selama ini yang jadi momok dari atlet dan pelatih adalah kesejahteraan. Itu harus menjadi perhatian besar,” sebut Zairin.

Terkait  Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang saat ini digaungkan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Zairin sudah mempelajari dan memiliki kesamaan terkait hal itu. “Kaltim berpotensi jadi satu dari beberapa provinsi yang atletnya masuk program DBON. DBON adalah program terintegrasi untuk mencari dan melatih atlet yang kemudian diikutsertakan dalam event-event olahraga internasional. Kaltim punya potensi itu. DBON bukan milik Kemenpora, tapi milik seluruh rakyat Indonesia. Kaltim berpeluang ambil bagian demi prestasi di tingkat nasional, bahkan internasional,” tegas Zairin.

Dukungan Sekprov Kaltim

Diketahui sebelumnya, dukungan sebagai pucuk pimpinan organisasi olahraga tertinggi di Benua Etam diberikan kepada Zairin oleh  Sekprov Muhammad Sa’bani juga M Aswin, Ketua BAPOR Korpri dan Kepala Bappeda Kaltim. Tim pemenangan pun dibentuk yang mana Kepala Dinas Sosial Agus Hari Kusuma jadi ketua tim, didampingi Kadispora Kaltim Agus Tianur serta Kadis PUPR Kaltim AM Firnanda.

Untuk diketahui, pembinaan olahraga prestasi saat ini tidak terlepas dari peran Pemprov Kaltim terutama dalam menyalurkan pendanaan yang tidak sedikit melalui Dispora Kaltim. Karena itulah  Muhammad Sa’bani meminta Zairin Zain diusung dan diperjuangkan sebagai ketua KONI Kaltim 2022-2026. Arahan Sa’bani itulah yang melatarbelakangi dibentuknya tim pemenangan Zairin jelang Musprov yang direncanakan berlangsung April 2022 mendatang. (*)

Tags

Berita Terkait

Back to top button
Close

Mohon Non-aktifkan Adblocker Anda

Iklan merupakan salah satu kunci untuk website ini terus beroperasi. Dengan menonaktifkan adblock di perangkat yang Anda pakai, Anda turut membantu media ini terus hidup dan berkarya.