Kampanye Politik Hijau dari Ananda Emira Moeis
Ananda Emira Moeis mengajak warga Kaltim untuk tak doyan buang sampah di sungai. Sungai harus dijaga untuk generasi selanjutnya.
Samarinda, intuisi.co-Sungai Karang Mumus (SKM) termasuk sumber air bagi warga Samarinda. Meski demikian, anak dari Sungai Mahakam ini kian mengkhawatirkan. Baik itu akibat sedimentasi maupun penumpukkan sampah. Anggota Komisi III DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis.
“Saat ini pemerintah sudah memulai program normalisasi SKM. Warga yang tinggal di bantaran sungai harus mendukung,” tutur Ananda kepada intuisi.co pada Rabu, 19 Mei 2021.
Kata Ananda, salah satu bentuk dukungan paling mudah adalah tak membuang sampah ke sungai. Anggap saja sungai itu sebagai teras rumah. Otomatis harus bersih. Meski demikian dari catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda, selama 83 hari pihaknya bertugas memantau pergerakan arus SKM. Ada 19.362 kilogram atau 19,36 ton sampah yang berhasil terjaring. Penangkap sampah ini dipasang di empat lokasi yang dilalui SKM. Mulai dari Jembatan Gang Nibung Jalan dr Soetomo, Jembatan Baru Jalan KH Agus Salim, Jembatan II di Sungai Dama, serta Jembatan I di Jalan Gurami.
“Data ini fakta, harusnya warga sudah mulai berbenah,” tandasnya.
Ananda Emira Moeis: Jangan Doyan Buang Sampah di Sungai
Nah, cara lainnya lanjut Ananda adalah tak mendirikan bangunan di sempadan sungai. Dalam beberapa beleid juga sudah jelas. Misalnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38/2011 tentang Sungai atau Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 28/2015 tentang Sempadan Sungai, dijelaskan bahwa tak ada bangunan yang berdiri minimal 10 meter dari bibir sungai. Itu artinya kawasan tersebut harus steril dari konstruksi dan mesti diperuntukkan bagi ruang terbuka hijau (RTH). Kecuali instalasi pengelolaan air (IPA), dermaga yang boleh berdiri di tepi sungai. Pun demikian rumah ibadah yang terlanjur berdiri mendapat pengkhususan.
“Harusnya jangan ada bangunan. Rumah milik warga yang selama ini berdiri di atas bantaran SKM menjadi salah satu penyebab utama terhambatnya aliran air,” tegasnya.
Dia menambahkan, sungai merupakan aset yang berharga bagi manusia. Dan harus dijaga baik-baik, agar anak cucu di masa depan bisa melihat juga. Itu sebabnya PDI Perjuangan kerap kali mengajak masyarakat terlibat aktif dalam kampanye politik hijau. Langkah tersebut juga menjadi kebijakan utama dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“Ini yang selalu kami kampanyekan. Sayangi sungai untuk masa depan yang lebih baik. Jadi ingat, jangan doyan buang sampah di sungai,” pungkasnya. (*)
View this post on Instagram