Samarinda, intuisi.co-Kasus covid-19 cenderung meningkat beberapa waktu belakangan. Meski demikian, Gubernur Kaltim, Isran Noor, coba meredakan suasana. Menurutnya, tingkat okupansi tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) rumah sakit di provinsi ini jauh dari ambang batas nasional.
“Jadi BOR kita (Kaltim) masih bagus secara nasional bila dibandingkan daerah lain, di bawah 20 persen,” terang Isran Noor, seperti dilansir dari rilis resmi Pemprov Kaltim, Rabu, 23 Juni 2021.
Per Rabu ini, akumulasi kasus covid-19 di Kaltim telah mencapai 74.296 atau 1996,5 kasus per 100 ribu penduduk dengan positif rate 25,6 persen dari kasus diperiksa. Sedangkan total kesembuhan mencapai 70.770 atau 95,3 dari akumulasi kasus positif dan kematian 1777 atau 2,4 persen. Menyisakan 1749 kasus aktif atau masih menjalani perawatan maupun isolasi mandiri.
Dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, tujuh daerah masuk zona merah dengan kriteria lebih 51 kasus aktif. Tiga lainnya adalah Mahakam Ulu berstatus zona kuning; sementara Paser dan Penajam Paser Utara (PPU) kategori oranye.
Isran Noor Ajak Kolaborasi
Kendati demikian, Isran Noor mengklaim covid-19 di Kaltim masih terkendali. Lagi-lagi patokannya adalah Pulau Jawa, termasuk di Jakarta, yang sudah menggunakan koridor-koridor akibat lonjakan kasus covid-19. Dalam proses penanganannya kerja sama pihak diperlukan.
“Jadi bukan semata tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh stakeholder, swasta maupun masyarakat, untuk bersama-sama melakukan pencegahan,” tegasnya.
Demi mencegah terjadi lonjakan kasus, Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim juga sudah meminta 10 kabupaten/kota bertindak bijak. Jangan sampai pertambahan angka positif terus terjadi. Selain itu dalam prosesnya, kata Isran, pemerintah telah mengeluarkan ragam kebijakan.
Kebijakan dimaksud meliputi penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. Begitu juga Kaltim Silent hingga kampanye protokol kesehatan 5M.
“Ingat, tetap memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi,” tandas mantan bupati Kutai Timur tersebut.
Dia juga mengingatkan agar kepala daerah bersinergi mengajak masyarakat tetap waspada dalam kesiapsiagaan menghadapi pandemi. Sebab, ancaman penularan hingga kini masih terjadi.
“Semuanya harus tetap waspada, tidak boleh lengah dan lalai, serta tidak boleh menyepelekannya. Tetap utamakan protokol kesehatan,” pungkasnya. (*)