Kawasan Sekitar IKN Dihantui Kasus Malaria
Ibu Kota Negara Nusantara membawa banyak untung bagi Benua Etam. Kendati begitu sejumlah hal harus diwaspadai
Samarinda, intuisi.co– Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi peluang yang luar biasa bagi pembangunan di Kaltim, tetapi adanya tantangan yang perlu diperhatikan secara serius. Yaitu, kasus malaria yang hingga saat ini menjadi masalah serius.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Setyo Budi Basuki mengungkapkan, kasus malaria tertinggi di Kaltim berada di kawasan sekitar IKN. Yakni, di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Tercatat sepanjang Tahun 2023, Kabupaten PPU menjadi daerah di Kaltim dengan kasus malaria tertinggi mencapai 687 kasus positif.
“Kalau kita melihat kondisinya sendiri, untuk penyebaran kasus malaria khususnya di IKN, salah satu yang menjadi pusat wilayahnya adalah Penajam Paser Utara (PPU) yang ada di PKL. Kalau kasus malaria di luar Jawa dan Bali, termasuk yang tertinggi itu ada di Kalimantan Timur, yakni Kabupaten PPU,” jelas Setyo.
Khusus untuk di IKN sendiri, lanjutnya, sebetulnya tidak ada kasus malaria yang berasal dari wilayah tersebut, melainkan dari luar wilayah PKL, yaitu dari daerah hutan di Kabupaten Paser.
“Orang yang sakit dari hutan itu turunnya keluar lewat Penajam, yang ada puskesmas di sana, berobat di sana, tercatat di fasilitas pelayanan kesehatan, laporannya masuk ke sana. Sebetulnya sumber penularan sendiri itu jauh di atas 55 kilometer menuju ke Kabupaten Paser, tepatnya di Muara Toyu,” lanjut Setyo.
Untuk mengendalikan penyebaran malaria di wilayah IKN, Basuki mengatakan, Dinas Kesehatan Kaltim telah melakukan beberapa langkah, di antaranya adalah surveilan migrasi, surveilan vektor, dan perindukan. (DiskesKaltim/Adv/Tya)