Tenggarong, intuisi.co – Siklus kenaikan harga bahan pokok jelang Ramadan dan Idulfitri saban tahun kerap terjadi. Situasi ini tentu bakal memicu inflasi. Itu sebab, Pemkab Kukar tak tinggal diam.
Sebagai langkah strategis untuk melawan lonjakan harga dan memastikan masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM) kembali digelar pada 11-12 Maret 2025.
Lokasi kegiatan GPM berada di Masjid Agung Sultan A.M. Sulaiman, Tenggarong. Sejak pagi hari, pasar sudah dipadati ratusan warga yang berbondong-bondong hadir. Mereka berharap bisa memperoleh bahan kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau, terutama karena harga di pasaran terus melonjak akibat tingginya permintaan.
Sekretaris Daerah Kutai Kartanegara (Kukar), Sunggono, secara langsung membuka acara ini dan menegaskan bahwa GPM merupakan upaya konkret Pemerintah Kabupaten Kukar dalam mengendalikan inflasi yang cenderung meningkat menjelang hari-hari besar keagamaan.
“Gerakan Pangan Murah ini bukan sekadar program tahunan biasa, ini adalah intervensi nyata pemerintah dalam melindungi daya beli masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa setiap warga dapat menjalani Ramadan dan Idulfitri dengan tenang, tanpa dihantui kenaikan harga bahan pokok,” ujar Sunggono pada Rabu (12/3/2025).
Fenomena kenaikan harga menjelang Idulfitri menjadi persoalan rutin yang membebani masyarakat, khususnya bagi warga dengan pendapatan rendah. Pemkab Kukar mencatat lonjakan signifikan harga sejumlah kebutuhan pokok dalam beberapa pekan terakhir.
Melalui GPM, pemerintah menyediakan berbagai bahan pangan dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasar. Beragam kebutuhan pokok yang tersedia antara lain beras premium dan medium, gula pasir, tepung terigu, minyak goreng kemasan maupun curah, daging ayam segar, telur ayam, ikan segar, cabai, bawang merah, bawang putih, aneka sayuran, dan buah-buahan segar.
Keramaian tampak di lokasi acara, di mana warga rela mengantre panjang demi mendapatkan harga yang terjangkau. Salah satu warga, Siti Rohmah (39), mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya GPM ini.
“Harga di pasar gila-gilaan! Beras naik, minyak goreng naik. Kalau bukan karena pasar murah ini, saya tidak tahu bagaimana harus mengatur keuangan untuk kebutuhan lebaran nanti,” katanya penuh harap.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak Demi Lancarkan Program
Namun, keterbatasan stok menjadi kendala yang tidak dapat dihindari. Antrean panjang yang terlihat sejak pagi menunjukkan betapa besarnya kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok yang harganya lebih ramah di kantong.
GPM bukan sekadar program pemerintah, melainkan hasil kolaborasi berbagai instansi dan pemangku kepentingan. Program ini dikelola oleh Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Koperasi dan UMKM. Selain itu, Perum Bulog, PT Rajawali Nusindo, kelompok tani, peternak, hingga pelaku UMKM pangan turut berkontribusi dalam kelancaran program ini.
Keamanan dan ketertiban juga terjaga dengan dukungan Satpol PP, Dinas Perhubungan, serta personel TNI dan Polri. Komitmen Pemkab Kukar dalam menjaga stabilitas harga pangan tidak hanya terbatas pada periode Ramadan dan Idulfitri, tetapi juga untuk jangka panjang.
“Kami tidak akan tinggal diam melihat rakyat kesulitan menghadapi kenaikan harga. Jika diperlukan, kami siap menggelar Gerakan Pangan Murah lagi demi melindungi masyarakat dari dampak inflasi,” tegas Sunggono.
Selain itu, ia mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan panic buying. Pemda terus berupaya memastikan ketersediaan stok bahan pokok tetap stabil.
“Yang terpenting adalah tetap bijak dalam berbelanja. Jangan membeli dalam jumlah berlebihan, karena itu justru akan memicu kelangkaan dan kenaikan harga di pasaran,” pungkasnya.
Melalui GPM, diharapkan masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan lebih tenang, tanpa khawatir terhadap lonjakan harga kebutuhan pokok. Pemkab Kukar telah menunjukkan komitmennya. Kini giliran masyarakat untuk mendukung langkah pemerintah dengan tetap bijak dan tenang dalam menyikapi situasi pasar. (adv/ara)